[:id]
SEMARANG- UIN Walisongo Semarang pada rekrutmen CPNS 2018 yang lalu menerima 201 CPNS dari kuota 243 formasi yang tersedia. Dalam rangka memberi wawasan terkait visi-misi, proses, dan tujuan pembelajaran di lingkungan UIN Walisongo maka perlu diadakan orientasi terkait hal tersebut bagi para CPNS (calon dosen). Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) sebagai lembaga yang diberi amanah untuk menjaga dan mengembangkan mutu UIN Walisongo mengadakan orientasi bagi para calon dosen (cados) angkatan 2018 dengan tema “Penguatan Kelembagaan: Orientasi Calon Dosen UIN Walisongo pada LPM UIN Walisongo Semarang.”
Mutohar, dalam pengantarnya menjelaskan tujuan orientasi ini dilakukan. Dalam penyampaiannya, Mutohar menyebutkan bahwa orientasi ini bertujuan untuk menyamakan visi, misi, dan tujuan antara para cados dengan pimpinan di lingkungan UIN Walisongo. Selain itu, melalui orientasi ini diharapkan para cados memperoleh wawasan dan pengetahuan dalam hal penyusunan dan pengagendaan pembelajaran yang efektif dan berkualitas.
Dr. Musahadi, ditugaskan membuka orientasi ini mewakili Rektor sekaligus sebagai pemateri pertama. Dalam sambutannya, Dr. Musahadi mengatakan bahwa “cados ini secara fisik sudah masuk di UIN Walisongo tapi secara konsep dan misi masih di luar,” terangnya. Selanjutnya, Dr. Musahadi memberi motivasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri bagi para cados. Menurutnya, para cados sebagai dosen diperguruan tinggi yang berakreditasi A harus percaya diri, dimanapun berada. Tidak boleh minder apa bila bertemu di forum apa pun dengan dosen-dosen perguruan tingga yang selama ini sudah terlebih dahulu menggaung namanya, seperti UGM, UNDIP, dan lainnya. Karena menurutnya, UIN Walisongo saat ini, berkualitas setara dengan perguruan-perguruan tinggi tersebut. Bahkan lanjutnya, kita harus merasa paling tinggi dibanding mereka karena kita punya kelebihan dari mereka, yaitu paham agama (Islam). Lebih jauh, Dr. Musahadi mengungkapkan bahwa hampir seluruh dosen UIN Walisongo pernah merasakan atmosfir pembelajaran di Luar Negeri. Terakhir, Dr. Musahadi memberi amanat pada para cados bahwa “sebagai dosen di era disrupsi seperti saat ini maka dosen dituntut untuk terus berevolusi, bergerak, dan up to date, kalau tidak maka kalian akan tergilas dan menfosil. Akan dipermalukan oleh mahasiswa di dalam kelas. Karena di era ini mahasiswa bisa saja lebih up to date dari dosennya dalam bidang ilmu yang dipelajari,” tandasnya.
Dr. Mukhyar Fanani, Dekan FISIP, menjadi pemateri sesi kedua dengan materi terkait Implementasi Unity of Science dalam Pembelajaran. Dalam materinya, Dr. Mukhyar menerangkan tentang visi misi UIN Walisongo dan bagaimana strategi untuk menwujudkan visi misi tersebut melalui pembelajaran. Visi UIN Walisongo yaitu Universitas Islam Riset Terdepan Berbasis Kesatuan Ilmu Pengetahuan untuk Kemanusiaan dan Peradaban pada Tahun 2038. Untuk mencapai visi ini, Dr. Mukhyar menerangkan bahwa visi ini bisa dicapai dengan pendekatan theo-anthropocentrism dengan strategi humanisasi ilmu-ilmu keislaman, spiritualisasi ilmu-ilmu modern, dan revitalisasi local wisdom.
[:]