[:id]
Semarang- Project Implementing Unit (PIU) IsDB UIN Walisongo Semarang adakan kegiatan workshop Unity of Sciences, kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini di mulai pada tanggal 4 berakhir tanggal 6 Mei 2018 bertempat di Hotel D’Season bandengan Jepara. Peserta workshop Unity of Sciences yang berjumlah 50 orang ini terdiri dari dosen luar biasa, dosen CPNS dan dosen-dosen muda Masing-masing merupakan utusan fakultas.
Wakil Rektor 1 sekaligus ketua PIU UIN Walisongo Musahadi menyatakan bahwa paradigma UoS yang dimiliki UIN Walisongo harus terefleksikan dalam kehidupan akademik kampus. “Sebuah keniscayaan seluruh elemen harus menghayati, tidak hanya dosen dan mahasiswa, tetapi termasuk tenaga kependidikan” tuturnya.
Unity of Sciences atau wahdatul ulum adalah sebuah pandangan yang menjelaskan bahwa semua ilmu yang ada di muka bumi merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini juga berarti bahwa semua ilmu yang ada adalah sebuah pengembangan dan berasal dari hal yang sama. Sehingga tidak mengherankan jika para ilmuan barat di masa silam menyebutkan bahwa semua ilmu pengetahuan yang ada merupakan sebuah filsafat. lanjutnya
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka penguatan kapasitas dosen dalam memahami UoS. Menurutnya paradigma UoS perlu ditransfer, didiskusikan dan didesmentasikan agar betul-betul menjadi cara pandang khususnya dalam mengajar mata kuliah.
Menurut Musahadi, dosen memiliki pengalaman luar biasa dalam bidang keilmuan, sehingga dapat bereksplorasi dan bereksperimen sendiri, Memahami tentang Unity of Sciences juga meliputi tentang sebuah hal bahwa setiap ilmu yang ada tidak dapat berdiri dengan sendirinya. Ada keterkaitan ilmu satu dengan ilmu lainnya. Dalam artian lain bahwa setiap ilmu bersifat multidimensional, dimana dalam penulisan dan kajian sebuah cabang ilmu membutuhkan keterlibatan dan bantuan dari ilmu bantu lainnya.
Dalam rangka untuk memahami tentang Unity of Sciences Maka dalam kegiatan workshop kali ini dibagi dalam tiga sesi. Pertama transformasi pengetahuan dan diskusi tentang UoS dari mereka yg menguasai. Kedua tentang pengembangan pembelajaran dan RPS. Terakhir praktek pembuatan RPS berbasis UoS yang kemudian dievaluasi bersama. Seluruh peserta diwajibkan membawa RPS nya masing-masing.
Kegiatan workshop didesain dengan metode pembelajaran orang dewasa. Sumber pembelajaran tidak hanya dari trainer tetapi masing-masing peserta berhak untuk memberikan pendapat dan gagasan. Harapannya para peserta menjadi pribadi yang bisa menyesuaikan diri dengan visi dan misi UIN Walisongo.
[:]