[:id]UIN Walisongo Online, Semarang – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag mencanangkan pembangunan masjid baru di area kampus. Masjid baru dibutuhkan untuk mewadahi kebutuhan serta simbol kampus ke depan.
Keinginan itu disampaikan dalam pengarahan serah terima jabatan Pengurus Badan Amalan Islam (BAI) UIN Walisongo Semarang di Resto Mbok Berek, Semarang, Senin (24/2/2020).
“Jangka panjang kami ingin ada pembangunan masjid. Periode BAI 2 tahun ini sangat mungkin dilanjutkan lagi (rencana pembangunan),” kata rektor.
Untuk merealisasikan pembangunan masjid, pihaknya berkomitmen untuk membantu sekuat tenaga, terutama pencarian dana pembangunan. Namun, kata rektor, pengurus BAI harus mampu merancang desain masjid hingga membuat proposal pendanaan.
“Saya berharap 3 sampai 4 tahun ke depan bisa dibangun masjid baru di UIN Walisongo, menurut saya itu keren,” tambahnya.
Selebihnya, rektor mengucapkan terima kasih kepada pengurus yang lama karena telah mendharma baktikan tenaga dan waktunya untuk memakmurkan masjid. Ia pun meminta pengurus baru tetap melanjutkan program pengurus lama, terutama kajian yang bersifat ubudiyyah di dalam masjid kampus.
Lebih tegas, rektor mengingatkan agar kebersihan di area masjid dijaga, terutama toilet. Ia ingin agar toilet di masjid kebersihannya setara dengan toilet hotel.
Dalam kesempatan ini, digelar Sertijab pengurus BAI dari kepengurusan lama Drs. H. Ahmad Soleh, M.Ag kepada pengurus baru Dr. H. Muhyar Fanani, M.Ag. Pengurus lama melaporkan bahwa renovasi atau pembangunan masjid di kampus 3 belum terlaksana. Pihaknya juga merekomendasikan agar kepengurusan baru untuk memperbanyak toilet.
Sementara itu, Ketua BAI Muhyar Fanani optimis ke depan akan dapat diwujudkan sarana prasarana serta rencana pembangunan masjid baru. Ia yakin selama ada tekad bersama membangun masjid, pasti akan terwujudkan.
“Dua tahun ke depan pasti ada tekad kesana. Masjid di manapun, ketika dibangun pasti selesai. Saya kira perlu peletakan batu pertama pembangunan masjid, sebagai simbol awal pembangunan,” tandasnya.
Wakil Direktur Pascasarjana ini menambahkan mengapa pengembangan masjid diperlukan karena jumlah mahasiswa terus bertambah dan kini telah mencapai 19 ribu. Jumlah itu tidak cukup ketika hendak Sholat Jumat.
“Kadang mereka Sholat Jumat di halaman, di bawah pohon. Saya kira ini bentuk tanggungjawab bersama,” tambahnya.
“Ketika ada tamu, yang dilihat pasti masjid. Di kampus ITB dan sebagainya, masjid bagus dan membanggakan. Mestinya kita di UIN mewujudkan tekad itu,” pungkasnya.
Untuk jangka pendek, BAI akan berupaya menambah fasilitas sarpas di masjid kampus 3, terutama atap dan toilet. (TIM HUMAS)[:]