Sambut Semester Baru, FEBI Selanggarakan Studium General bertema “Islam Nusantara Dan Perkembangan Ekonomi Islam”

[:id]

UIN Walisongo Online, Semarang – Dalam rangka sambut semester baru, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam menyelenggarakan studium general sebagai kegiatan rutin setiap awal semester baru. Pada kesempatan ini, studium general mengangkat tema tentang “Islam Nusantara Dalam Tinjauan Akidah Dan Perkembangan Ekonomi”.

“Bahwa kegiatan ini merupakan agenda penting Fakultas yang harus di ikuti oleh mahasiswa FEBI, selain itu beliau juga menekankan bahwa topik yang di pilih dalam kegiatan studium general kali ini adalah untuk mengetahui dan menggali lebih jauh tentang konsep Islam nusantara dan perkembangan Ekonomi Islam di nusantara”, terang Muhammad Saifullah dalam sambutannya saat membuka acara studium general.

Acara kegiatan ini menghadirkan dua narasumber sekaligus, pertama Dr. Ahmad Turmudi, M.Ag dari internal Fakultas dan kedua Ahmad Syakir Kurnia, SE., M.Si., Ph.D dari FEB UNDIP serta dimoderatori oleh Arif Afendi, M.Sc. Aula II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang sebagai tempat diselenggarakannya studium general. Para dosen dan tendik Febi ikut hadir juga dalam kegiatan ini.

Dalam paparannya, Dr. Ahmad Turmudi mengangkat topik tentang “Islam Nusantara: Pewaris Tradisi Sahabat, Tabiin, dan Salafusshalih “.

“Bahwa Islam nusantara adalah Islam yang di praktikkan oleh masyarakat muslim nusantara sejak zaman dahulu, pertama kali Islam masuk ke nusantara sampai saat ini, beraliran ahlussunnah wal jama’ah, bermazhab syafi’i dan berakidah menurut abu hasan al asy’ari dan abu mansyur al maturidi. Poin pentingnya dalam Islam nusantara adalah pertama tentang watak dan karakter dakwah Islam nusantara yang sudah dicontohkan oleh para walisongo, yang kedua tentang Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, Islam sebagai sumber kedamaian, pemersatu bukan perpecahan serta sebagai wawasan kebangsaan (nation state)”, papar beliau.

Sedangkan Dr. Ahmad Syakir Kurnia, Ph.D sebagai pembicara ke dua mengangkat topik tentang “Membangun Epistimologi Ekonomi Islam Nusantara”.

“Ada tiga cara pandang yang bisa dijadikan sebagai pegangan untuk membangun ekonomi Islam di nusantara. Pertama adalah mazhab Iqtisoduna, kedua adalah mazhab mainstream yang ketiga adalah mazhab analisis kritis. Dalam kesimpulan pemaparannya beliau mengatakan bahwa bagaimana sistem ekonomi Islam dapat meningkatkan dan menjamin kelangsungan hidup serta menjamin kesejahteraan umat, menghapus kemiskinan, pengangguran dan lain sebagainya”, jelas dosen UNDIP dalam presentasinya. (TIM HUMAS)    [:]

Leave a Reply