[:id]
Sebanyak 30 grup rebana yang berasal dari Jawa Tengah menjadi peserta Festival Rebana ke–4 yang diadakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Risalah Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.
Peserta berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah seperti Rembang, Demak, Grobogan, Pekalongan, Wonosobo dan daerah lainya.
Para peserta tidak hanya dari kelompok rebana berbasis komunitas saja, melainkan juga berasal dari universitas.
Beberapa perwakilan dari universitas antara lain, UPGRIS, Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) dan lainnya.
“Festival ini sudah berjalan dari tahun 2015 dan rutin diadakan setiap tahun,” kata Pembina UKM Risalah Muhammad Zami, saat pembukaan kegiatan di Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang (28/11).
Acara tersebut secara resmi dibuka oleh perwakilan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Dr Hj Nur Khasanah, SPd MKes selaku Wakil Dekan III.
“Kegiatan ini sangat positif, apalagi buat anak muda atau kaum milenial, harus terus dikembangkan,” terang Nur Khasanah dalam sambutannya.
Dikatakan bahwa setiap tahun, penyelenggaraannya selalu lebih baik, karena selalu dilakukan evaluasi. Ditambah banyak sponsor yang mendukung acara tersebut. Sehingga tidak mengecewakan bagi peserta lomba, tidak hanya soal sarana dan prasarana kegiatan, melainkan juga menyiapkan juri yang memiliki kapasitas baik.
Festival rebana tersebut merupakan rentetan kegiatan dalam rangka hari ulang tahun Fakultas Sains dan teknologi ke-4 dan Haul Gus Dur. Perlombaan rebana dimulai pagi hari yang dimulai dari penampilan UKM Risalah sendiri sampai sore hari.
Pengumuman pemenang lomba disampaikan setelah magrib atau sekitar jam 18.30 WIB. Ada dua kategori pemenang, yang pertama juara umum dan juara harapan. Juara umum 1 diraih oleh Nurussyabab dari Kabupaten Semarang.
Acara puncak harlah FST ke-4 dan Haul Gus Dur adalah Pengajian Umum pada malam hari dengan pembicara kondang, Gus Muwafiq dari Jogja di lapangan utama kampus 3 UIN Walisongo Semarang.
Dengan adanya festival rebana yang dilakukan setiap tahun diharapkan akan mampu menambah syiar Islam, melestarikan tradisi ke Islaman dalam bersyair karena seni rebana juga sudah melekat di masyarakat sebagai salah satu seni Islam. Tentunya dalam penyelenggaraannya akan terus dilakukan perbaikan.[:]