[:id]UIN Walisongo Online: Ungaran- Minggu depan mata kuliah Islam dan Moderasi Beragama akan mulai disampaikan kepada mahasiswa baru (semester 1) UIN Walisongo. “Untuk itu, perlu adanya penyelarasan RPS (Rencana Pembelajaran Semester) serta mencermati ulang bahan kajian dari mata kuliah ini,” tutur Imam Yahya, selaku ketua Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Walisongo ketika mengawali Workshop Penyelarasan RPS Islam dan Moderasi Beragama.
Imam Yahya menjelaskan bahwa sebelumnya RMB sudah menggodok RPS dan bahan kajian mata kuliah Islam dan Moderasi Beragama bersama tim yang terdiri dari perwakilan masing-masing fakultas, sehingga workshop yang dilaksanakan pada 7-8 September 2020 di Hotel Wujil Ungaran ini bertujuan untuk menyempurnakan RPS dan bahan kajian tersebut.
Imam Yahya, menjelaskan perlunya mata kuliah ini diberikan kepada mahasiswa di UIN Walisongo.
“Setelah kita diskusikan bersama tim, maka diambil keputusan bersama bahwa mata kuliah ini diberikan kepada mahasiswa semester 1, hal itu diibaratkan dengan fungsi penjaga keamanan yang ada di depan perumahan yang dapat menghalang masuknya pencuri di perumahan. Harapannya, mata kuliah ini dapat membentengi mahasiswa sejak dini agar terhindar dari radikalisme dan paham-paham yang membahayakan.” Ujar laki-laki asal Brebes ini.
Hadir membuka workshop adalah Dr. H.M Mukhsin Jamil, M.Ag, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan. Dalam sambutannya, Mukhsin mengapresiasi terselenggaranya workshop ini. Mukhsin berharap agar mata kuliah ini mampu mencetak mahasiswa UIN walisongo yang moderat, toleran dan menyebarkan Islam rahmatan lil ‘alamin.
“Islam dan Moderasi Beragama merupakan mata kuliah baru di UIN Walisongo. Mata kuliah ini sebagai salah satu upaya menyebarkan sikap moderat yang meneladani dakwah-dakwah santun para Walisongo seperti nama kampus kita tercinta,” tutur pria asal Tegal tersebut.
Sebelum sesi penyelarasan RPS dimulai, workshop diisi materi oleh Noor Ahmad, profesor Hukum Islam dari Universitas Wahid Hasyim Semarang. Dalam materinya, Noor Ahmad menjelaskan di era disrupsi sekarang, banyak kekacauan-kekacauan yang terjadi. Salah satunya kekacauan dalam beragama yang salah satunya melahirkan radikalisme. Sehingga pengarusutamaan moderasi beragama menjadi sebuah keharusan. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan aktual suasana hingar bingar kehidupan global bahkan nasional dalam isu-isu keagamaan yang saling bertemali dengan isu politik dan kebudayaan.
“Adanya mata kuliah Islam dan Moderasi Beragama memberikan optimisme bahwa UIN Walisongo bisa mencetak lulusan-lulusan yang moderat dan toleran. Bahkan RMB bisa menjadi rujukan belajar moderasi beragama oleh lembaga-lembaga lain.” Jelasnya.
Workshop diikuti dengan antusias oleh para peserta yang terdiri dari pengelola Rumah Moderasi Beragama, para Wakil Dekan I, Professor serta calon dosen pengampu mata kuliah Islam dan Moderasi Beragama di lingkungan UIN Walisongo.[:]