[:id]UIN Walisongo Online; Semarang- Mengawali semester genap 2019/2020 UIN Walisongo Semarang menggelar Studium General. Digelar di Auditorium 2 Kampus III, Isu tentang Perguruan Tinggi Islam dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 menjadi tema yang dibahas. Kamis (06/2/2020).
Studium General yang digelar rutin untuk mengawali semester baru ini, diisi oleh Guru Besar bidang Hukum Islam UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Musahadi, M.Ag.
Acara dibuka oleh Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag. Pada sambutannya, Rektor Mengajak segenap sivitas akademika UIN Walisongo Semarang untuk mengedepankan karakter moderat dalam era disrupsi dan revolusi Industri 4.0 ini.
“Segenap elemen di UIN Walisongo harus turut tampil sebagai pemeran utama dalam Era Industri 4.0, terlebih dalam membawa jalan dakwah yang lebih moderat dalam Perkembangan teknologi terkini” Ungkap Rektor.
Lebih lanjut Pakar Ilmu Tafsir ini berharap Mahasiswa UIN Walisongo Semarang untuk selalu bijak dalam pemanfaatan teknologi. Menurutnya mahasiswa UIN Walisongo Semarang dengan pengetahuan islamnya yang moderat, harus menjadi smart user di media sosial.
“Sivitas akademika di UIN Walisongo sudah selayaknya menjadi smart user atas perkembangan teknologi” Tambah Prof Imam.
Hal senada juga disampaikan oleh Prof. Dr. H. Musahadi, M.Ag dalam materinya tentang peran Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKI), Era Disrupsi dan Revolusi Industri 4.0. Menurut Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ini, Eksistensi sebuah perguruan tinggi sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam membaca perubahan zaman.
“Revolusi Industri 4.0 telah melahirkan gelombang disrupsi pada tatanan kehidupan masyarakat dunia, hal demikian ini perlu perubahan yang signifikan, terlebih dalam menghadapi fenomena Agama prasmanan di era sekarang ini” Ungkap Prof Musahadi.
Lebih lanjut Prof Musa panggilan akrabnya, menjelaskan bahwa fenomena Religius Disrupsi sangat kuat dalam kehidupan beragama di Indonesia. “Efek dari era disrupsi terlihat dari fenomena pembicaraan seputar keagamaan di Indonesia belakangan ini, Ulama otoritatif yang menguasai bidangnya seringkali kalah dari Ulama selebritis yang pengetahuan agamanya belum teruji dengan baik” Tutur Dosen yang pernah menempuh Pendidikan di European Peace University ini.
Studium General ditutup dengan dialog dengan peserta, animo para peserta yang didominasi oleh mahasiswa ini terlihat dari beragam pertanyaan menarik yang menjadikan kegatan berjalan sangat menarik serta membuka wawacana baru tentang islam moderat di Era Industri 4.0. (TIM HUMAS).[:]