[:id]UIN Walisongo Online, Semarang – Tim Kuliah Kerja Nyata—Mandiri Inisiatif Terprogram (KKN—MIT) IX Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Posko 19 Kelurahan Penggaron Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang menyelenggarakan kegiatan literasi dua kali perjumpaan yakni pada Rabu (5/2) dan Rabu (12/2). Kegiatan yang bertajuk “Membumikan Budaya Literasi Sejak Dini” ini diikuti oleh siswa kelas IV, V, dan VI Madrasah Ibtidaiyah (MI) An-Nur Kelurahan Penggaron Kidul.
Ari Agustian, penanggung jawab program literasi dari divisi pendidikan tim KKN Posko 19 menjelaskan bahwa banyak penelitian mengungkap tentang minat membaca masyarakat Indonesia yang rendah. Maka dari itu, penting kiranya memperkenalkan budaya literasi sejak dini.
“Dengan program literasi ini, kita ingin berupaya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya membaca buku dan melek literasi, mengingat buku budaya semacam itu menjadi hal yang penting dalam pendidikan,” tutur Arya.
Kegiatan yang berlangsung di ruang kelas masing-masing ini didampingi oleh mahasiswa anggota tim KKN posko 19 dan berlangsung partisipatif. Pada pertemuan pertama, siswa diajak untuk membaca cerita anak bersama. Setelah itu, siswa bergiliran menceritakan isi yang terkandung dalam cerita tersebut dan melakukan tanya jawab. Selain itu, siswa diberi tugas pekerjaan rumah menuliskan cerita aktivitas sehari-harinya. Pada pertemuan selanjutnya, siswa bergiliran menceritakan di depan kelas mengenai tulisan yang dibuatnya. Selain memberi pemahaman mengenai pentingnya budaya literasi, pendamping juga memberikan reward-punishment dan game edukatif agar suasana kelas menjadi cair.
Ahmad Efendi, salah satu guru di MI An-Nur menuturkan bahwa kebiasaan untuk membudayakan literasi sudah mulai digalakkan dengan menerapkan program membaca sebelum pelajaran pertama dimulai. Namun, kebiasaan siswa sekarang mulai menurun bahkan sama sekali tak ada semangat. Jika tidak mendapat perintah dari guru, maka siswa tidak akan membaca.
“Siswa masih sulit untuk mengedepankan membaca daam aktivitas kesehariannya. semoga dengan adanya program literasi ini, siswa semakin bersemangat dan giat untuk membaca dan tidak terlena dengan kegiatan lain,” ungkap Efendi.
Di samping itu, peran orang tua juga sangat penting dalam menerapkan budaya literasi. Tak hanya mengharuskan anaknya untuk berangkat sekolah saja namun juga harus tetap mengawal perkembangan anak dalam berliterasi.
“Guru hanya sebagai fasilitator selama di sekolah, namun yang lebih penting orang tua juga turut andil misalnya sejauh mana anak bisa membaca dan menulis dengan baik dan mengerti perkembangannya,” pungkas Efendi. (Tim Humas)
Reporter: Zakiyatur Rosidah[:]