[:id]UIN Walisongo Online, Semarang- UIN Walisongo sudah berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) sejak tahun 2009, BLU adalah instansi Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Pusat Pengembangan Bisnis (PPB) merupakan salah satu lembaga yang ada di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang didirikan dalam rangka peningkatan pelayanan dan pengelolaan asset serta unit-unit usaha Badan Layanan Umum (BLU).
Pentingnya efisiensi pelayanan ditangkap dengan baik oleh pusat pengembangan bisnis, maka hari ini, Selasa (30/09/2020) bertempat di auditorium I Kampus I telah di launching aplikasi Bisnis.
“Aplikasi bisnis ini dirancang dalam rangka untuk mempermudah pelayanan bagi para konsumen yang ingin memakai produk-produk pusat pengembangan bisnis uin walisongo,” terang Wahab, Kepala Pusat Pengembangan Bisnis.
Menurutnya, aplikasi ini berfungsi untuk mengurangi interaksi secara langsung antara penyewa dengan petugas. “Sesuai dengan kebutuhan di era pandemi ini, aplikasi bisnis diharapkan bisa membantu pergerakan bisnis UIN Walisongo. Dengan fitur unggulan serta produk-produk yang variatif diharapkan bisa menarik minat konsumen. Bagi konsumen yang ingin memesan bisa melakukanya di bisnis.walisongo.ac.id,” pungkas Wahab.
Pentingnya peningkatan pendapatan disadari betul oleh rektor UIN Walisongo, Prof Dr H Imam Taufiq Mag. Dalam sambutannya saat melaunching aplikasi ini ia menjelaskan bahwa system ini memiliki kelebihan dapat membawa kinerja pusat bisnis menjadi lebih profesional dan berjalan sesuai SOP.
“Kendala klasik tentang pelayanan di UIN Walisongo lebih mengutamakan sisi humanity (unggah ungguh) dari pada profesionalitas, kadang hal ini terbentur dengan regulasi. Maka dengan adanya aplikasi ini pelayanan bisa berjalan dengan lebih profesional,” ungkap Prof Imam.
Lebih lanjut rektor yang juga pengasuh Ponpes Be-songo ini berharap sistem ini bisa lebih optimal, profesional, transparan dan akuntabilitas.
“Diera pandemi ini kita dituntut harus bisa menumbuh kembangkan ekonomi kreatif, agar bisa mandiri menghidupi dirinya sendiri, maka dari itu bagaimana BLU mengemas bisnis menjadi multifleksibel dan harus bisa mendatangkan keuntungan,” tegasnya
Menurutnya, berkurangnya suplay dana dari pusat untuk UIN Walisongo jangan sampai menjadi beban yang memperlambat program-program yang inovatif. Sudah saatnya membuat zona sendiri karena covid tidak bisa menjadi dasar tidak berjalannya aktifitas kampus. Kita tidak boleh takut berlebihan terhadap corona, tetapi kita juga jangan sampai meremehkannya. Tetap jalankan prosedur kesehatan sesuai anjuran pemerintah, supaya semua bisa berjalan dengan baik.
“Saatnya UIN Walisongo dan bisnis melakukan akselerasi dengan speed tinggi, adanya inovasi pengembangan kreatifitas, tapi tetap butuh dukungan semua pihak. Mulai saat ini semua proses transaksi yang ada dikampus seperti catering, tiketing, harus melalui pusat pengembangan bisnis supaya pendapatan kita meningkat.” Pungkas Prof Imam
Kegiatan ini dimeriahkan oleh stand-stand rekanan dari pusat bisnis dengan tetap memberlakukan protokol kesehatan seperti cuci tangan, cek suhu badan dan tetap menjaga jarak. (Humas)[:]