[:id]UIN Walisongo Online; Semarang- UIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan Kepolisian Daerah Jawa Tengah atau Polda Jawa Tengah menggelar Seminar Kebangsaan dengan tema “Penguatan Karakter Generasi Milenial Anti Hoax, Narkoba dan Radikalisme Menuju Masyarakat Jawa Tengah yang Damai dan Sejahtera” di Auditorium 1 Kampus 1 UIN Walisongo, Selasa (22/10/2019).
Dalam sambutannya, rektor UIN Walisongo Semarang Imam Taufiq menyampaikan, seminar kebangsaan merupakan acara yang positif bagi mahasiswa UIN Walisongo.
Menurutnya, seminar yang bertepatan dengan hari santri nasional itu merupakan momentum yang tepat untuk kembali meneguhkan semangat santri, semangat pesantren dan juga semangat UIN Walisongo untuk terus berkomitmen dalam pengembangan dan mengawal NKRI.
“Tidak ada lagi bahwa santri meberatkan negara, justru selama ini terbukti bahwa santri, pesantren dan UIN Walisongo memberikan sisi postif bagi bangsa dan negara, karena perjuangan bangsa dan negara salah satu yang dilalui oleh para kyai dan ulama yang menebarkan perdamaian,” ujar Imam.
Selain itu, seminar nasional juga bertujuan untuk membendung bahaya hoaks, narkoba dan radikalisme bagi generasi milenial khusunya di kalangan mahasiswa.
Menurut Imam, generasi milenial memiliki karakter yang menjadi sisi postif dan kadang berpotensi negatif yang sering disebut dengan tiga C.
Pertama creative, artinya generasi yang memiliki tingkat kreatifnya yang tinggi seperti membuat status dengan bahasa kreatif dan komentar yang aneh-aneh. Kedua connected, artinya dapat menghubungkan dunia maya dengan siapapun dengan mudah. Ketiga confident, artinya percaya diri.
“Saking percaya dirinya sampai tidak paham kalau dirinya tidak punya kemampuan,” kata Imam.
Imam juga mengingatkan kepada mahasiswa terkait dengan generasi milenial untuk bersikap bijak di era disrupsi.
Imam memaparkan, era disrupsi bisa dianggap sebagai ancaman atau sebagai peluang, tergantung bagaimana kita melihatnya.
“Kita dihadapkan pada tantangan bahwa semuanya mentalitas dengan cara pandang yang berbeda. Sikap yang paling hebat bagi warga akademis dalam kampus adalah toleran,” tutupnya.
Sementara itu, Kombes Pol Budi Utomo mengajak mahasiswa untuk cerdas dalam bersosial media, seperti lebih bijak dalam menerima berita hoaks, melakukan saring sebelum sharing. Ia juga berharap kepada mahasiswa agar saling membantu dan bersinergi dalam memerangi hoaks, bahaya narkoba dan radikalisme ini.
Reporter : Fika Eliza[:]