[:id]
UIN Walisongo Online: Semarang – UIN Walisongo Semarang berkomitmen untuk mengimplementasikan konsep pendidikan inklusi di perguruan tinggi. Sarana prasarana kampus terus dibenahi, hingga ke depan membangun kurikulum bermuatan inklusi.
Hal demikian disampaikan Wakil Rektor I UIN Walisongo Dr. H.M Mukhsin Jamil, M.Ag dalam Focus Group Discussion (FGD) Pendidikan Inklusif di Mijen, Semarang, Rabu (24/6/2020).
Untuk menjadikan kampus inklusi, sambung Mukhsin, diakui cukup berat. Selain prasarana yang harus menunjang disabilitas, muatan kurikulum dan ketersediaan pengajar yang mumpuni.
“Mengelola inklusi ini cukup berat, di kami ada disabilitas tunanetra. Karena berat ini, tidak semua perguruan tinggi mengambil fokus pada inklusi, meski inklusi ini mendongkrak status kreditasi,” ujar mantan Dekan FUHUM ini.
Namun demikian, kampus mengapresiasi langkah Lembaga Pendidikan Maarif NU Jawa Tengah yang mendorong agar kampusnya menjadi kampus yang inklusi.
Pihak kampus secara terbuka menerima dorongan itu dan akan dilakukan tindak lanjut secara teknis. Pengembangan kampus inklusi juga sejalan dengan visi kampus menjadi Kampus Riset Berbasis Kesatuan Ilmu untuk Kemanusiaan dan Peradaban.
Sementara itu, Ketua PW LP Maarif NU Jawa Tengah Andi Irawan berharap kampus UIN Walisongo bersedia menjadi mitra pengembangan kampus inklusi.
Dengan cara demikian, anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) yang saat ini sedang belajar di madrasah-madrasah binaan NU dapat diterima masuk di kampus UIN Walisongo.
Saat ini, kata dia, LP Maarif NU Jateng mempunyai 3.635 satuan pendidikan, di mana anak berkebutuhan khusus mencapai 1.500.
“Kami berharap kampus menjadi pilar inklusi. Kami berharap MoU nya segera terwujud untuk bersama-sama memajukan pendidikan di Jateng,” tambahnya.
Turut hadir dalam kesempatan kali ini, Wakil Rektor III Dr. Arief Budiman, M.Ag, Dekan FITK Dr. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag, Dekan FISIP Dr. Misbah Zulfa Elisabeth, M.A, Ketua LP2M Dr. Akhmad Arif Junaidi, dan pejabat teknis terkait.
Hadir juga para dosen UIN UIN Walisongo yang menjadi trainer inklusi, Drs. Sahidin, M.Si, Siti Rofiah, MH dan lainnya. Sementara dari PW LP Maarif NU Jawa Tengah diikuti pimpinan dan pelaksana progam inklusi. (Tim Humas)[:]