UIN Walisongo, LPTK Pertama Diseminasikan Program PINTAR Tanoto Foundation di Indonesia Dorong Pendidikan Profesi Guru Terapkan TPACK, MIKIR, dan HOTS

[:id]

Semarang – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang memberikan penguatan bagi dosen tutor pendidikan profesi guru (PPG). Penguatan tersebut dikemas dalam workshop perangkat pembelajaran dan penelitian tindakan kelas bagi tutor pendidikan profesi guru yang diselenggarakan di hotel C3 Ungaran, Senin – Selasa  (14-15/1). Di hari pertama workshop, UIN Walisongo menggandeng Tanoto Foundation untuk merefresh tentang perangkat pembelajaran dan penguatan tentang pembelajaran aktif.
Salah satu pemateri dari Tanoto Foundation, Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd menyampaikan bahwa pengembangan perkuliahan yang terbaru adalah berbasis kerangka konseptual gabungan dari pengetahuan, teknologi, pedagogi dan konten yang saling berhubungan. Kerangka ini disingkat menjadi TPACK atau Technological, Pedagogical, and Content, Knowledge.
“Sekarang ini semua acuan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan (RPP) dan kegiatan perkuliahan itu akan diberikan berbasis Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK), akarnya adalah PCK (Pedagogical Content Knowledge). Dari situlah semuanya akan berakar. Ketika kita akan mengembangkan RPP, tentunya juga akan berangkat dari materi yang kita turunkan dengan menggunakan PACK tersebut,” jelas Prof Ani yang juga guru besar Universitas Negeri Semarang.
Prof Ani menjelaskan bahwa TPACK direpresentasikan melalui CoRe dan PaP-eRs. CoRe digunakan
untuk mengkonseptualisasikan konten dari materi subjek tertentu, dibuat sebelum  merancang RPP, dan guru yang berbeda akan menghasilkan CoRe yang berbeda untuk topik/materi yang sama. Sedangkan PaP-eRs merupakan deskripsi naratif mengenai PCK seorang guru yang menggarisbawahi bagian atau aspek tertentu dari konten materi yang diajarkan.
“Selain TPACK, unsur penting dalam mengembangkan perkuliahan aktif adalah menggunakan unsur Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi atau disingkat MIKIR. MIKIR bukan pola baru dan tidak merubah pola apapun dalam pembelajaran aktif. Namun, unsur ini merupakan unsur yang dapat digunakan secara sederhana sehingga lebih mudah untuk dipahami dan diimplementasikan oleh para peserta PPG atau pendidik apapun kurikulumnya,” jelasnya.
Bersama dengan Prof Ani, yaitu Prof Patta Bundu dari Universitas Negeri Makasar. Prof Patta Bundu menjelaskan pentingnya mengoptimalkan pembelajaran dan perkuliahan aktif dengan menggunakan lembar kerja berbasis higher order thinking and skill atau (HOTS). Lebih umum disebut sebagai keterampilan berfikir tingkat tinggi.
“Keterampilan HOTS ini merupakan transfer satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan menelaah ide dan informasi secara kritis,” jelas Prof Patta.
Rektor UIN Walisongo, Prof Muhibbin menyampaikan pentingnya kegiatan ini, karena dari PPG inilah nanti akan dikeluarkan sertifikat sebagai guru profesional. Sehingga tanggungjawab pelaksanaan PPG sangat besar. Walaupun kegiatan ini lebih banyak pada refreshment namun harapannya penguatan ini  didapat sebuah penguatan yang maksimal.
“Peserta PPG berasal dari guru-guru yang telah mengajar. Workshop dengan kerjasama yang didukung Tanoto Foundation ini, mudah-mudahan banyak manfaat yang bisa di dapat,  sehingga mendorong hasil PPG ke depan lebih berhasil. Sehingga lahir guru-guru yang mampu memaksimal peran dan tugasnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia ,” kata Prof Muhibbin.
Teacher Training Institute Coordinator Jawa Tengah Dyah Karyati menyampaikan bahwa perangkat pembelajaran dan penelitian tindakan kelas merupakan inti pendukung suksesnya pembelajaran. Jadi sangat tepat bila UIN Walisongo menguatkannya dalam PPG yang diampu oleh UIN. “Kegiatan ini merupakan respon cepat dan tepat. Dan UIN Walisongo merupakan LPTK  di Indonesia yang pertama mendiseminasikan Program PINTAR Tanoto Foundation. Kami sangat mengapresiasinya,” ungkap Dyah.
Workshop di selenggarakan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo. Sebanyak 75 orang baik dari  unsur guru besar, dosen, dan pejabat kampus yang menjadi dosen pengampu PPG menjadi peserta. Selama 2 hari mereka akan dikuatkan dan dilatih sebagai persiapan untuk menjadi pengampu pelaksanaan PPG tahun ini.
Keterangan gambar:
1. Rektor UIN Walisongo Prof Muhibbin membuka acara workshop perangkat pembelajaran dan penelitian tindakan kelas bagi tutor pendidikan profesi guru yang diselenggarakan di hotel C3 Ungaran, Senin,  (14/1)
2. Prof Ani Rusilowati sedang memfasilitasi kelompok diskusi peserta.
3. Prof Patta Bundu membantu peserta dalam kelompok.

[:]

Leave a Reply