UIN Walisongo Semarang Mantapkan Kampus Responsif Gender

[:id]

Prof Imam Taufiq dan KH Husein Muhammad foto bersama dengan Para peserta capacity building.

UIN Walisongo Online; Purwokerto- Berbagai pemikirannya yang cerdas menjadikan Kyai Husein Muhammad sebagai tokoh yang berpengaruh dalam konstitusi serta pembelaannya terhadap perjuangan kesetaraan gender membawanya aktif dalam kegiatan berbagai organisasi, disamping memproduksi gagasan-gagasan pembelaan terhadap perempuan, Kyai Husein juga melakukan aktivitas atau kegiatan yang berhubungan dengan pembelaan terhadap perempuan.

Ingin kembangkan kampus responsif gender UIN Walisongo Semarang hadirkan K.H. Husein Muhammad sebagai narasumber dalam kegiatan capacity building pimpinan di hotel surya yudha purwokerto. Sabtu (14/9).

Prof Imam Taufiq dan KH Husein Muhammad

Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof Dr H Imam Taufiq MAg menegaskan tentang pentingnya perguruan tinggi responsif gender. “Pengarustamaan gender semestinya menjadi paradigma, semangat dan prilaku dalam pengelolaan kampus, baik manajemen kelembagaan maupun pengembangan universitas” ungkap Guru Besar Ilmu Tafsir ini.

Program dan kebijakan UIN Walisongo, lanjutnya, selalu mempertimbangkan aspek gender. Tidak hanya layanan berkeadilan antara laki-laki dan perempuan, akan tetapi juga termasuk pemenuhan dasar sarana prasarana berwawasan gender, misalnya tempat laktasi, tempat penitipan anak dan lainnya.

Dengan pola ini, iklim kampus akan menjadi sehat, dinamis dan berkesetaraan. “Sudah tidak ada lagi dikotomi gender kalau perangkat-perangkat pengarustamaan gender itu dijalankan secara baik” pungkasnya.

KH Husein Muhammad saat beri materi

Sikap pembelaan Kyai Husein terhadap perempuan juga diwujudkan dengan membuat atau mendorong para perempuan untuk terlibat dalam organisasi-organisasi sosial dan politik.
“Selama ini posisi perempuan dalam kapasitas dan potensinya masih dianggap sebelah mata oleh para kaum laki laki, Perempuan masih diposisikan sebagai kaum yang harus berhidmah dan melayani laki laki dalam semua urusan terlebih urusan rumahtangga,” terang K.H. Husein Muhammad saat beri materi

Menurutnya, Problematika tersebut terjadi dengan dasar penafsiran atas ayat Al Qur’an maupun hadits yang masih bersifat bias terhadap ketidak berdayaan perempuan, kendati demikian seiring berjalannya waktu dan perkembangan sosial budaya maka kecenderungan atas kesadaran terhadap posisi perempuan semakin menunjukkan peningkatan yang baik.
“Tafsir-tafsir bias dan sepihak serta diskriminatif atas perempuan seharusnya tidak muncul lagi, karena memang tidak sesuai dengan maqoshidus syari’ah atas agama rahmatan lil’alamin ini,” tegasnya.

Peran penting Kyai Husein dalam pemikiran keislaman adalah karena beliau membangun kembali pemikiran-pemikiraan keislaman dan menawarkan pemikiran-pemikiran baru yang lebih adil, lebih humanis dan lebih menjanjikan kesetaraan bagi laki-laki dan perempuan.
“Pandangan kesadaran atas kesetaraan gender ini mestinya akan dapat menghasilkan produktifitas yang sangat luar biasa sehingga perempuan dapat peranan yang sama untuk menunjukkkan potensi dirinya sehingga dapat memberikan kontribusi bagi kemaslahatan umat manusia dan kemanusiaan” pungkasnya.[:]

Leave a Reply