Wasiat Mbah Maimoen Zubair Kepada UIN Walisongo Semarang

[:id]

UIN Walisongo Online; Semarang – Rektor UIN Walisongo, Prof Dr Imam Taufiq MAg ikut belasungkawa dan amat berduka atas wafatnya KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) di Makkah Al Mukaromah, Selasa (6/8/2019). Mbah Moen dikenal sebagai ulama kharismatik yang menjadi rujukan semua warga bangsa Indonesia dan dunia dalam hal agama serta kebangsaan.
“UIN Walisongo sangat kehilangan poros bumi yang menjadi tiang keagamaan dan keindonesiaan. Mbah Maimoen ikut menjaga kokohnya Indonesia dan dunia. Beliau selain ulama juga seorang figur yang sejuk, arif, wira’i dan penyebar kedamaian,” tegas Imam Taufiq.
Sebagai kampus yang berbasis riset sangat mengapresiasi dan merasakan model dakwah Mbah Maimun yang mampu menjadi tauladan bangsa Indonesia dalam menjadikan negara Pancasila yang diejawantahkan dalam berbagai kehidupan bermasyarakat.
Dakwah model Mbah Moen sangat menyentuh hingga basis masyarakat karena menggunakan bahasa yang khas pesantren, yang bisa diterima oleh kalangan manapun. Bahkan untuk tingkat elite juga mendapat pencerahan dalam merajut bangsa Indonesia menjadi negara yang damai dan rukun.
Kepada UIN Walisongo, pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah tersebut berpesan agar UIN Walisongo tetap menjadi kampus rujukan kajian Islam ala pesantren. Sekaligus menjadi perguruan tinggi yang berkarakter Islam moderat.
“Mbah Maimoen berpesan pada kami, agar kampus UIN Walisongo selalu mempertahankan kajian Islam klasik dan menjaga Islam yang moderat,” tegas Imam Taufiq yang juga pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang.
Pesan ini dinilai sangat tepat dengan visi kelembagaan kampus Islam ini karena berkomitmen dalam melestarikan local wisdom dan meneguhkan arah moderasi untuk kemasyarakatan dan kebangsaan. Keluarga besar UIN Walisongo ikut menggelar Salat Gaib dan tahlil bersama menghormati almarhum Mbah Maimoen yang akan dimakamkan di Ma’la Mekkah.[:]

Leave a Reply