UIN Walisongo Online; Semarang – Suasana ruang teater Gedung Rektorat lantai 4 UIN Walisongo Semarang mendadak penuh energi pada Kamis pagi (27/11/2025). Deretan poster penelitian, layar interaktif, hingga karya inovasi mahasiswa menyambut langkah para peserta Edu-STEM 3: The Edu-STEM International Conference 2025. Dalam rangka memperingati satu dekade Fakultas Sains dan Teknologi (FST), gelaran ilmiah berskala internasional ini dirangkaikan dengan pameran hasil penelitian dan pengabdian masyarakat, menghadirkan kolaborasi harmonis antara dosen dan mahasiswa. Di tengah keramaian, sorotan pengunjung tampak tertuju pada stan Program Studi Teknologi Informasi yang menjadi magnet perhatian hari itu.
Sejak awal, konferensi ini telah menghadirkan atmosfer akademik kelas dunia melalui kehadiran lima keynote speaker internasional. Mereka adalah Prof. Dede Djuhana, Ph.D. (Universitas Indonesia), Prof. Yeo Boon Siang, Jason (National University of Singapore), Prof. Ahmad Shuhaimi Bin Abu Bakar (University of Malaya, Malaysia), Dr. Berry Juliandi, M.Si. (IPB University), serta Dr. Wenty Dwi Yuniarti, M.Kom. dari Prodi Teknologi Informasi UIN Walisongo. Kehadiran mereka mempertegas posisi FST sebagai ruang unggul pengembangan ilmu dan inovasi yang terhubung secara global.
Sejalan dengan tujuan tersebut, Prodi Teknologi Informasi tampil dengan performa yang mencuri perhatian. Di tengah deretan karya penelitian seluruh fakultas, stan TI menampilkan dua inovasi unggulan serta satu monitor khusus yang menayangkan kompilasi publikasi dosen TI sepanjang tahun 2025, mulai dari jurnal bereputasi Scopus, WoS, hingga Sinta minimal peringkat 3. Tampilan publikasi itu menjadi bukti konsistensi Prodi TI dalam menghasilkan karya ilmiah yang berkontribusi pada kemajuan teknologi dan masyarakat.

Karya pertama yang dipamerkan adalah Garbage Classification Transh, sebuah sistem kecerdasan buatan yang mampu mengenali jenis sampah melalui citra kamera secara langsung (on reel). Tidak hanya mengidentifikasi kategori sampah, sistem ini juga menghitung nilai guna atau potensi daur ulang dari objek yang terdeteksi. Karya ini menarik perhatian banyak pengunjung karena menawarkan solusi konkret terhadap isu pengelolaan sampah perkotaan—sebuah problem ekologis yang terus berkembang. Dengan antarmuka yang intuitif dan performa klasifikasi yang cepat, pengunjung tampak antusias mencoba sistem ini secara langsung.
Di sampingnya, Campus Adventure menghadirkan pengalaman berbeda. Melalui animasi interaktif yang menampilkan area dan gedung Kampus 3 UIN Walisongo, para peserta dapat menjelajahi ruang-ruang kampus secara virtual layaknya seorang pemain gim. Karya ini tidak hanya menonjolkan sisi kreatif mahasiswa TI, tetapi juga menunjukkan bagaimana teknologi animasi dan pemodelan 3D dapat dimanfaatkan untuk keperluan edukasi, pengenalan kampus, hingga media promosi institusi. Banyak peserta mengapresiasi karya ini karena menghadirkan pengalaman visual yang segar dan relevan dengan perkembangan teknologi digital saat ini.
Tidak hanya dari Prodi, kreativitas mahasiswa juga bersinar melalui stan HMJ Teknologi Informasi. HMJ TI menjadi satu-satunya himpunan di lingkungan FST yang berhasil meraih penghargaan kategori Best Perform juara 2. Penghargaan ini diraih melalui penyajian karya mahasiswa yang dinilai paling atraktif, komunikatif, dan berhasil menyampaikan pesan keilmuan secara efektif. Kerumunan pengunjung yang tak surut di depan stan HMJ TI menjadi bukti tingginya antusiasme terhadap karya yang dipamerkan.
Momen menarik terjadi ketika dua keynote speaker—Prof. Jason dan Prof. Ahmad Shuhaimi Bin Abu Bakar—menyempatkan diri mengunjungi meja pameran Prodi Teknologi Informasi. Didampingi oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Prof. Dr. Musahadi, keduanya tampak terkesima menyimak demonstrasi karya kolaborasi Dosen dan Mahsiswa TI. Mereka memberi apresiasi atas integrasi teknologi AI dan animasi yang dinilai relevan dengan tren industri global. “Karya-karya seperti ini mencerminkan kesiapan kampus dalam membekali mahasiswa menghadapi masa depan teknologi,” ujar salah satu dari mereka dengan penuh antusias.

Hingga acara berakhir, stan Prodi TI dan HMJ TI tercatat sebagai dua titik yang paling ramai dikunjungi. Aktivitas diskusi, tanya jawab, dan demonstrasi berlangsung tanpa henti, memperlihatkan tingginya minat peserta terhadap inovasi yang dihadirkan. Bagi banyak pengunjung, karya-karya tersebut tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi—menghadirkan gambaran masa depan teknologi yang sedang dibangun mahasiswa FST hari ini.
Di balik kemeriahan acara, Edu-STEM 3 tahun ini menjadi tonggak penting bagi Fakultas Sains dan Teknologi. Bukan hanya sebagai perayaan satu dekade kiprah FST, tetapi juga sebagai titik refleksi bahwa kolaborasi antara riset, teknologi, dan pengabdian masyarakat dapat menghasilkan karya yang berdampak luas. Melalui karya unggulan dan publikasi ilmiah yang terus berkembang, Prodi Teknologi Informasi menegaskan komitmennya untuk menjadi garda depan dalam inovasi digital di lingkungan UIN Walisongo dan di tingkat global.
Dengan capaian tersebut, Edu-STEM 3: The Edu-STEM International Conference 2025 menutup rangkaian kegiatan dengan impresi mendalam—bahwa masa depan FST adalah masa depan inovasi, dan kreativitas mahasiswa adalah fondasi utama yang terus menggerakkannya


