UIN Walisongo Online, Semarang – Jurusan Manajemen Dakwah (MD) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo selenggarakan Diskusi Interaktif dengan tema Profesionalitas Lembaga Islam Menuju Budaya Organisasi yang Progresif pada hari Selasa, 30 Mei 2023 di Aula Laboratorium Dakwah.
Diskusi interaktif ini diikuti oleh 40 dari unsur dosen dan mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah. Acara yang dibuka secara langsung oleh Ketua Jurusan Manajemen Dakwah (Kajur MD), Dr. Hj. Siti Prihatiningtyas, M.Pd. menghadirkan dua pembicara tamu yaitu Ketua Pimpinan Cabang LAZISNU Kabupaten Kendal, H. Abidin, S.Pd., M.S.I dan Kepala Divisi Fundraising LAZISMU Kota Semarang, Muhammad Kurniawanto, S.Farm., Apt.
Tema diskusi interaktif yang diusung kali ini berkaitan dengan kompetensi Jurusan MD yaitu Manajemen ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf) dan Manajemen Organisasi Kelembagaan Islam. “Dengan menyandingkan 2 organisasi kelembagaan yaitu LAZISMU Kota Semarang dan LAZISNU Kabupaten Kendal diharapkan dosen dan mahasiswa dapat diskusi secara interaktif untuk sharing bagaimana suka dan dukanya mengelola Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah (LAZIS) khususnya terkait bagaimana upaya – upaya menciptakan budaya organisasi yang progresif“, kata Suprihatiningtyas.
Abidin selaku Ketua Pimpinan Cabang LAZISNU (Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Nahdhatul Ulama) Kabupaten Kendal menyampaikan gambaran penghimpunan dan pentasyarufan dana ZIS (Zakat, Infak dan Sedekah) dan KOIN NU (Kaleng Sedekah) selama Tahun 2018 – 2022 yang dikelola LAZISNU Kabupaten Kendal. “Gerakan KOIN NU menjadi Program Unggulan, hingga saat ini semangat Munfiq dalam program Gerakan KOIN NU masih sangat baik”, papar Abidin.
Adapun yang masih menjadi tantangan dinamika program Gerakan KOIN NU, sebagaimana diungkapkan Abidin yaitu masih sulitnya untuk mengajak sekaligus “memaksa” Pengurus LAZISNU tingkat Desa dan Kecamatan dalam membuat dan mengumpulkan laporan tepat waktu. Oleh karena itu perlu meningkatkan intensitas pendampingan LAZISNU Kabupaten Kendal terhadap LAZISNU tingkat Desa dan Kecamatan dalam program Gerakan Koin NU. Hal ini sangat penting guna melakukan pelaporan dana ZIS secara berkala kepada Publik, sekaligus sebagai bentuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada LAZISNU, serta menjadi faktor pendukung peningkatan penghimpunan Dana di LAZISNU.
Sementara Muhammad Kurniawanto mepaparkan sejarah berdiri dan peta jalan (Roadmap) LAZISMU (Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Muhammadiyah) Tahun 2002 – 2030. “Tahun 2030, perjalanan LAZISMU diharapkan akan mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) dalam bidang pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi”, kata Kurniawanto. Lebih lanjut Kepala Divisi Fundraising LAZISMU Kota Semarang ini menjelaskan bahwa melalui pemberdayaan dana ZIS (Zakat Infak Sedekah) diharapkan akan mampu mencapai tujuan ke – 8 SDGs ini yaitu dengan berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh serta pekerjaan yang layak untuk semua.
Adapun Aksi Layanan LAZISMU tergambar dalam 5 Pilar Program Utama, yaitu Pilar Dakwah, Pilar Pendidikan, Pilar Kesehatan, Pilar Kemanusiaan, dan Pilar Ekonomi.