Kabiro HKP Kemenag RI Tekankan Kreativitas dalam Tata Kelola Kehumasan PTKIN

UIN Walisongo Online, Kediri – Forum Kehumasan Jawa–Madura menyelenggarakan Sinkronisasi Tata Kelola Kehumasan PTKIN se-Jawa–Madura Tahun 2025 dengan tema “Kolaborasi Humas dan Unit Layanan PTKIN untuk Mewujudkan Ekosistem Pelayanan Publik Terintegrasi.” Kegiatan berlangsung selama dua hari, Kamis–Jumat, 27–28 November 2025, bertempat di UIN Syech Wasil Kediri.

Dalam kegiatan tersebut UIN Walisongo Semarang mengirimkan 2 delegasi dari Pranata Humas, Ely Faozatun Ni’mah, S.Ag., MM. dan Siti Nur Maria Ulfa, S.Sos.I. yang hadir dengan peserta dari 18 PTKIN Jawa Madura.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Syech Wasil Kediri, Prof. Dr. Walidul Anam, M.Ag. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan strategis ini.
“UIN Kediri merupakan salah satu dari empat PTKIN yang baru saja bertransformasi menjadi UIN. Kami sangat menaruh perhatian pada bidang kehumasan, karena humas adalah ujung tombak keberhasilan kampus. Setiap fakultas kami dorong untuk memiliki tim humas agar kontribusi positif bagi institusi semakin kuat dan komunikasi dengan publik terjalin semakin baik. Berita yang muncul harus menggambarkan keadaan yang sebenarnya, dan ketika terjadi masalah, humas harus menjadi garda terdepan,” tegasnya.

Ketua Forum Kehumasan Zidnie Fikri, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan sinkronisasi ini akan menjadi agenda tahunan. Ia berharap humas PTKIN dapat terus meningkatkan kapasitas, sehingga mampu tampil lebih unggul dan kompetitif dibandingkan perguruan tinggi lainnya.

Kegiatan juga dihadiri dan diisi oleh Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementerian Agama RI, Dr. Thobib Al Asyhar, M.S.I, yang menyampaikan materi tentang tata kelola kehumasan modern. Ia menggambarkan tantangan profesi humas sebagai pekerjaan yang menuntut ketangguhan.
“Kerja di humas itu harus punya sembilan nyawa. Tidak selalu ada pujian, tidak selalu dianggap, namun kita tetap harus bekerja. Humas adalah wajah lembaga, instansi, dan perguruan tinggi—yang banyak berbicara dan mampu memoles citra dengan baik,” ujarnya.

Dr. Thobib juga menekankan pentingnya kreativitas dalam menghadapi persoalan kehumasan.
“Dalam menangani masalah, jangan hanya terpaku pada pendekatan normatif. Humas perlu pendekatan kreatif, tidak hanya melihat dari teks atau yang tampak di permukaan. Humas PTKIN harus mulai berpikir bebas, tidak terbelenggu batas-batas tertentu,” katanya.

Menurutnya, seorang humas harus memahami aspek kognitif, emosional, sosial, dan spiritual sebagai satu kesatuan dalam bertindak. “Jangan gegabah. Sesuatu yang benar harus disampaikan dengan cara yang baik dan integratif. Humas adalah tim kreatif—kreativitas itu penting dan utama,” tambahnya.

Di akhir pesannya, Dr. Thobib menyampaikan agar insan humas tidak mudah menyerah.
“Jadilah seperti Nabi Musa, menjalankan tugas dengan cerdas dan penuh keteguhan. Dengan itu, tugas kehumasan akan berjalan dengan baik,” pungkasnya.

Kegiatan Sinkronisasi Kehumasan ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi antar-PTKIN dalam membangun tata kelola kehumasan yang lebih profesional, adaptif, dan selaras dengan kebutuhan pelayanan publik di era digital.