Cita-cita Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo nampaknya
tidak lama lagi akan segera terealisasi, apabila dalam pengajuan usulan
perubahan ke Universitas Walisongo itu telah memenuhi persyaratan sebagaimana
yang telah ditentukan, tentunya dengan memperhatikan penjaminan mutu, dan hal
ini menjadi salah satu pembahasan yang dipaparkan dalam Seminar Nasional dengan
tema “Konversi IAIN ke UIN Walisongo†yang diselenggarakan Selasa (26/4),
bertempat di Auditorium I lantai I IAIN Walisongo.
â€Suatu perguruan tinggi (PT) jika mau berkonversi berarti
berupaya meningkatkan kualitas lulusan dan menjadi PT yang lebih unggul. Nah,
peningkatan kualitas lulusan hanya bisa ditempuh dengan adanya sistem
penjaminan mutu yang tepat. Sistem itu pula yang mendukung terciptanya suasana
atau budaya akademik yang representatif bagi civitas academica,†kata Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Prof Dr Djoko
Santoso MSc, saat menjadi pembicara pada acara tersebut.
Mengena usulan proses konversi IAIN ke UIN yang sudah dalam
proses pengajuan, beliau juga siap untuk membantu proses tersebut melalui
prosedur yang telah ditentukan.
Acara seminar ini juga dihadiri Rektor Undip Prof Sudharto P
Hadi MES PhD, Rektor Unnes Prof Dr Sudijono Sastroatmodjo MSi, dan Rektor IAIN
Walisongo Prof Dr Muhibbin MAg.
Djoko mengingatkan kepada seluruh pengelola PT agar tidak
menafsirkan sistem penjaminan mutu dengan seenaknya sendiri. Penerapan harus
mengikuti koridor Peraturan Pemerintah.
IAIN yang berkonversi menjadi UIN harus memenuhi aspek
kemandirian, modal insani berkualitas, infrastruktur memadai, program
berkualitas, dan akuntabilitas.
Kementerian Pendidikan nasional, menurutnya, memberi dukungan
dalam tataran kebijakan kepada IAIN yang berupaya konversi menjadi UIN. Masalah
teknis menjadi wewenang pengelola, sebab kebutuhan dan karakter antara satu PT
dengan PT lain berbeda. â€Kalau kami masuk dalam tataran teknis, jelas kurang
pas. Biarkan mereka mengelola sendiri. Kami tinggal siapkan aturan hukum,â€
jelasnya
Meski demikian, adanya konsep penjaminan mutu saja tidak cukup,
karena demi mencapai pendidikan yang efisien dan efektif diperlukan strategi
tepat, di antaranya integrasi seluruh proses, kepemimpinan yang kokoh, menggunakan
kemajuan teknologi dan informasi secara optimal, serta berbagi sumber daya.
Prof Dr Imam Suprayogo, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
menambahkan, profil dan kompetensi lulusan UIN di seluruh fakultas harus jelas
dan searah dengan misi institusi. Diperlukan kurikulum tambahan yang terintegrasi
dengan sistem institusi, sehingga akan mengoptimalkan dalam pengimplementasian
sain dan teknologi. Hal ini akan memunculkan nilai lebih disbanding Perguruan
Tinggi lainnya.