UIN Walisongo Online; Semarang – Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar kegiatan pelatihan MC, Pranatacara dan Pamedarsabda. Bertempat di Gedung Teater IsDB Soshum yang dihadiri sekitar 30 peserta, baik kalangan dosen maupun mahasiswa. Dan berlangsung selama dua hari, Rabu hingga Kamis (22/9/21-23/9/21).
Muhammad, S.I.P., M.P.P selaku ketua panitia pelaksana dan mengatakan jika tujuan dari acara ini adalah mengenalkan sekaligus melestarikan budaya Jawa bagi civitas akademika di lingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Selain itu, “kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya sadar untuk tetap nguri-uri budaya Jawa sebagai identitas Fakultas sebagai akulturasi budaya Islam berbasis local wisdom,” ujar Dr. Kurnia Muhajarah, M.S.I selaku Sekretaris Laboratorium Dakwah.
Unity of Sciences UIN Walisongo yang selaras dengan semangat Moderasi Beragama dalam mewujudkan Ummatan Wasathan merupakan basis fundamental pelatihan ini. Acara ini dibuka oleh Wakil Dekan II FDK, Dr. Safrodin, M.Ag. Beliau mengatakan, “Khatibun Nas biqadri ‘lugahtihim, adalah hadis yang menjadi semangat untuk penyelenggaraan acara ini. Berdakwah tak hanya tentang muatan dakwahnya, namun penting juga ada bahasa. Keberagaman, bukan menimbulkan perpecahan, namun keberagaman adalah sebuah sinergi baik yang saling menguatkan,” lanjutnya.
Pelatihan ini menggandeng tiga narasumber dari Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (PERMADANI), yaitu Suwanto, S.Pd, Sutadi dan Subroto dan dimoderatori oleh H. Wuryanto Zuwono, A.Md., Kep., S.Sos.I., MM. Subroto menekankan pentingnya wicara, wirasa, wirama dan wiraga saat menjadi pranatacara dan pamedhasrsabda. Wicara yaitu menggunakan bahasa yang tepat. Wirasa memahami arti bahasa. Wirama yaitu irama dan wiraga yakni tata krama.
Pelatihan ini dilaksanakan dalam dua fokus. Hari pertama materi pelatihan terfokus dengan kawruh medhar sabda yakni melihat redaksi yang sering digunakan namun salah digunakan, ditambah juga memaparkan beberapa contoh redaksi yang biasa dipakai dalam uluk salam, pitepangan, puji syukur, pamungkas, atur pasrah calon temanten kakung, atur panampi pasrah calon atau temanten kakung. Di hari kedua, peserta pelatihan bersama dengan Suwanto, S.Pd melakukan latihan, simulasi dan uji pranatacara dan pamedhasrsabda sesuai pakem Jawa.
Yuli Nurkhasanah, M.Hum, selaku Kepala Laboratorium Dakwah menuturkan jika pelatihan ini luar biasa sehingga mampu memberikan pemahaman nguri-uri terhadap kaula muda sekarang. Diperkuat oleh para narasumber yang tetap meminta peserta pelatihan untuk bisa melanggengkan kawruh medharsabda dan tetap nguri-nguri budaya Jawa. *KM29*.