[:id]UIN Walisongo Online; Semarang – KKN Reguler Dari Rumah Angkatan 75 Kelompok 139 UIN Walisongo Semarang menggelar webinar moderasi beragama secara virtual via Google Meet, Selasa (10/11/2020)
Webinar tersebut mengusung tema “Menyikapi Toleransi Beragama dalam Islam di Kalangan Milenial”. Webinar ini digelar sekaligus untuk memperingati hari pahlawan yang jatuh pada 10 November 2020. Acara tersebut dibuka dan didampingi oleh Ibu Pradipta Kurniasanti S.KM., M.Gizi selaku Dosen Pendamping Lapangan Kelompok 139.
Sebagai narasumber, Bapak Luthfi Rahman, M.SI., M.A. menerangkan bahwa “Moderasi merupakan bersikap untuk tetap berada di ‘Tengah’ diantara 2 pendulum ekstrim; kiri dan kanan. Dan toleransi merupakan bagian dari moderasi beragama. Ketika beragama pun kita tidak usah berlebihan, karena yang berlebihan itu bersifat merusak.”
Sebagai generasi milenial yang melek akan teknologi terutama media sosial, Bapak Luthfi Rahman juga mengingatkan untuk selalu melakukan 3 S yaitu Saring Sebelum Sharing agar tidak menyebarkan fitnah terkait paham ekstrimis keagamaan. Dan untuk memastikan berita itu benar atau tidak dengan 3 indra, yaitu pendengaran, mata dan hati. Dari berita yang kita dengar, lalu kita lihat kebenarannya dengan mata kemudian mantapkan dalam hati sebleum share, apakah jika kita share berita ini orang lain akan ada yang tersinggung atau tidak.
Dalam hal ini Bapak Luthfi Rahman mencontohkan lewat cerita sahabat Nabi yang datang kerumah Nabi, namun saat itu Nabi sedang tidak berada dirumah. Kemudian salah satu keluarga Nabi bercerita bahwa Nabi beribadah dengan luar biasa padahal Nabi sudah pasti akan masuk surga. Kemudian para sahabat Nabi ini mendeklasrasikan diri untuk beribadah seperti Nabi. Namun ketika Nabi mengetahui hal ini, Nabi tidak setuju karena mereka keliru dan tidak mengkonfirmasi lebih lanjut kepada Nabi tentang ibadahnya.
Tujuan diadakanya webinar ini adalah untuk mengingatkan pada generasi milenial untuk menjaga keberagaman dalam beragama, karena ‘Bhineka Tunggal Ika’ merupakan suatu nikmat luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada Indonesia. Dan juga untuk mengenang jasa pahlawan yang juga beragam agama, ras dan status sosialnya untuk kemerdekaan Indonesia.
“Diharapkan mahasiswa menyebarkan ajaran Islam yang ramah bukan yang marah marah, Islam yang merangkul bukan Islam yang memukul” Tutur Bapak Luthfi Rahman sebagai penutup webinar tersebut.[:]