Mahasiswa KPI FDK UIN Walisongo turut Berpartisipasi dalam Pemilu 2024, Tingkatkan Literasi Politik melalui Diskusi dan Gelar Karya Film

UIN Walisongo Online, Semarang – Pemilih muda memiliki peran penting dalam Pemilu 2024 dan memnentukan calon pemimpin mendatang. Sebanyak 60 persen atau 110 juta suara diisi oleh pemilih muda. Fenomena menarik lainnya, partisipasi politik di Indonesia meningkat. Survey Centre for Strategic and International Studiesn (CSIS) menunjukan pada pemilu 2014 sebanyak 85,9% responden menggunakan hak pilihnya. Sedangkan di Pemilu 2019 sebanyak 91,3% responden menggunakan hak pilihnya. Golongan Putih atau mereka yang tidak menggunakan hak suaranya dari tahun ketahun mulai turun. Namun fenomena lain yang muncul adalah konflik yang diakibatkan karena perbedaan pilihan. Harapannya tidak terjadi lagi perpecahan karena perbedaan politik. Selaras dengan Harapan Kementrian Agama pada Hari Amal Bakti agar seluruh masyarakat bisa merawat kerukunan umat dan menjadi simpul kerukunan dan persaudaraan. Literasi politik penting dilakukan, mahasiswa perlu mengambil peran dalam pemilu 2024 salah satunya adalah melalui karyanya.

 

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) angkatan 2021 bekerjasama dengan Laboratorium Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo menggelar karya film dan diskusi bertajuk “Peran Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Terhadap Edukasi Politik pada Pemilih Muda”. Kegiatan ini merupakan Implementasi dari Mata Kuliah Komunikasi Politik yang diampu oleh Alifa Nur Fitri,M.I.Kom.,AMIPR. Diskusi ini dilaksanakan pada Selasa(13/6/2023) di Ruang Teater Gedung Syaikh Nawawi al-Bantani dan diikuti oleh 160 orang. Pemateri dalam Diskusi merupakan Angota KPU Kota Semarang yaitu Novi Maria Ulfah,S.Sos.I,M.S.I. dan Zainudin,S.Sos. yang merupakan Founder Image Story. Tidak hanya diskusi Film dan Politik, Kegiatan ini juga merupakan Gelar Karya dari 16 Film Pendek dari Mahasiswa KPI FDK UIN Walisongo Angkatan 2021.

 

Dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Politik, Alifa Nur Fitri, mengatakan, tujuan acara ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa KPI angkatan 2021 untuk berpartisipasi dalam pembuatan karya berupa film komunikasi politik. Karya film tersebut mengambil tema pemilu tahun 2024.

 

” Film pendek pendek ini bentuk partisipasi politik mahasiswa untuk turut meningkatkan literasi politik masyarakat. Ada 16 film pendek karya mahasiswa yang menjadi output mata kuliah Komunikasi politik dan harapannya bisa bermanfaat dan meningkatkan edukasi politik ,” ucap Alifa.

 

Anggota Komisi pemilihan umum (KPU), Nofi Maria Ulfah yang hadir menjadi pemateri, mewanti-wanti, agar generasi muda tidak menjadi golongan putih (golput) saat pemilu 2024 mendatang.

 

“Sebagai pemilih muda, gunakan hak pilih secara benar. Jangan sampai menyesal karena sudah diberikan kesempatan untuk memilih lima tahun sekali tetapi, malah tidak memilih. Itu sangat disayangkan,” katanya saat menyampaikan materi.

Novi menambahkan, waktu kampanye di tahun ini 75 hari dimana lebih pendek daripada tahun 2019.

 

“Semoga dengan waktu kampanye yang singkat ini bisa meminimalisir persoalan-persoalan tingkatan bawah. Tagline pemilu tahun ini adalah pemilu sebagai sarana integrasi bangsa,” ucapnya.

 

Selain diskusi tentang literasi politik, dibahas pula tentang perfilman agar kedepannya film yang dibuat semakin berkualitas. Pemaparan tentang Film disampaikan oleh Zainudin.

 

“ Film itu asik, mudah diterima dan menghibur. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu narating yang berisi ide cerita, Naskah, Plot dan bahan Riset. Serta sinematik maliputi Audio, Penngambilan Gambar, Art dan Propherty, lighting dll”, ungkapnya.

 

Farida Rachmawati Sekertaris Laboratorium Dakwah FDK menyampaikan, meskipun mahasiswa KPI angkatan 2021 merupakan angkatan Covid-19, tetapi sudah mampu berkarya dengan baik.

 

“Semoga kalian tidak berhenti berkarya sampai disini saja, tetapi bisa terus berkarya di manapun dan kapan saja,” tandasnya.

 

Kegiatan ditutup dengan pengumuman film pendek terbaik dari karya mahasiswa KPI. Film yang berjudul Sejen. Sejen dalam bahasa Tegal yang berarti beda. Pesan yang disampaikan dalam film tersebut adalah pilihan yang berbeda itu bukanlah masalah dan tidak harus dijadikan masalah yang menghancurkan pertemanan yang sudah bertahun-tahun.

 

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Angkatan 21 menghasilkan 16 film pendek dalam Mata kuliah komunikasi politik. 16 film itu berjudul Sejen, Suara Febie, Padu, No Golput, bukan Katanya Tapi Faktanya, Gara Gara Suara, tandur, Bimbang, Gak Milih Kok Nyesel, Jagongan, Menuju Pemilu, Suara Berharga, Pijak,Beda Pilihan,Divergen, Cantik.

Leave a Reply