Mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah UIN Walisongo Explore Pariwisata Karimunjawa dalam Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

UIN Walisongo Online, Karimunjawa – Program Studi Manajemen Dakwah (MD) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang selenggarakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Karimunjawa sejak 19 – 21 Mei 2023. KKL yang diikuti oleh 83 mahasiswa ini bertolak dari Semarang melalui Pelabuhan Tanjung Emas ke Karimunjawa pada hari Jum’at, 19 Mei 2023.

Pada hari Sabtu, 20 Mei 2023, mahasiswa diterjunkan langsung mengeksplor beberapa destinasi wisata Karimunjawa seperti Wisata Snorkeling di Gosong Cemara dan Takak Sendok, yaitu destinasi wisata untuk bermain dengan biota laut dan menyaksikan keindahan terumbu karang bawah laut Pulau Karimunjawa. Kemudian Pantai Pulau Cemara Besar, sebuah destinasi wisata untuk bermain pasir, naik kano dan menikmati ikan bakar khas Karimunjawa. Selain itu, destinasi wisata yang tidak kalah menariknya di Pulau Karimun juga ada Pantai Ujung Gelam yang menjadi spot menarik untuk menyaksikan matahari terbenam (sunset). Selain melakukan observasi pengembangan Pariwisata di beberapa destinasi wisata Karimunjawa tersebut,  mahasiswa juga sekaligus praktek menjadi Pemandu Wisata (Tour Guide).

Pada malam harinya, acara bincang – bincang dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Karimunjawa di Jokotuwo Hill sekaligus menikmati Gala Dinner bersama. Pada kesempatan kali ini Ketua Jurusan Manajemen Dakwah UIN Walisongo Semarang, Dr. Hj. Siti Prihatiningtyas, M.Pd menyampaikan terima kasih kepada HPI Karimunjawa atas kesempatan berbagi ilmu tentang pengelolaan pariwisata dan berpesan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. “Saya berharap mahasiswa bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali ilmu terkait pengelolaan pariwisata sebaik – baiknya”, kata Ningtyas.

Sementara itu Ketua HPI Karimunjawa, Jamaludin menjelaskan bahwa Karimunjawa merupakan salah satu dari 7 Taman Nasional Indonesia yang diakui sebagai Cagar Biosfer. Sedangkan pengelolaan pariwisata di Karimunjawa dilakukan secara Sistem Zonasi. “Wilayah yang diperbolehkan untuk bermain wisatawan berdasarkan zona yang sudah ditetapkan sebagai zona wisata”, jelas Jamaludin.

Jumlah anggota HPI Karimunjawa ada 300 orang yang tersebar di beberapa destinasi wisata untuk mendampingi wisata di Indonesia. Namun diakui oleh Jamaludin bahwa kemampuan sebagai pemandu wisata dan keahlian public speaking yang dimiliki masing – masing anggota berbeda. Oleh karena itu perlu peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan pemandu wisata di Karimunjawa agar lebih percaya diri dalam mendampingi wisatawan.

Terkait kendala pariwisata yang ada di Karimunjawa, Jamaludin menjelaskan bahwa pertama, masih ditemukannya pelanggaran yang terjadi terkait SOP (Standar Operasional Prosedur) khususnya Wisata Snorkeling. Kedua, pengetahuan dan kemampuan anggota HPI belum sama rata sebagai pemandu wisata. Ketiga keahlian dan keterampilan publik speaking dan story telling yang dikuasai pemandu wisata belum sama rata. Keempat, belum semua pemandu selam snorkeling memiliki sertifikasi penyelam secara mandiri.

Adapun Langkah yang dilakukan HPI untuk meminimalisir kendala yang terjadi tersebut, HPI melakukan kerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karimunjawa untuk memberikan pelatihan peningkatan pemahaman dan keterampilan pemandu wisata agar dapat menambah kepercayaan diri pemandu wisata mendampingi wisatawan.

Antusiasme mahasiswa dalam menggali informasi pariwisata Karimunjawa ini diantaranya dikemukakan Nadia Ariska yang menanyakan adakah peluang yang menjanjikan bagi generasi muda dengan adanya pariwisata Karimunjawa. Hal ini dijawab oleh HPI bahwa banyak dari generasi muda yang memanfaatkan peluang untuk bergabung di HPI menjadi pemandu wisata. Ada juga yang kreatif mengembangkan produk – produk olahan hasil laut. Sementara yang memiliki jiwa bisnis di bidang marketing akan memanfaatkan peluang persewaan kano, speedboat atau penginapan. “Pemuda bisa berperan mengisi peluang yang ada tersebut untuk meramaikan pariwisata Karimunjawa”, papar Jamaludin. “Kalau minat jadi pemandu wisata, silahkan jadi pemandu wisata, bagi yang suka dunia digital bisa berperan dalam digitalisasi promosi Karimunjawa atau pengembangan Channel Youtube, sedangkan yang berminat di bidang usaha atau jualan bisa mengembangkan usaha persewaan atau penjualan olahan hasil laut Karimunjawa”, lanjut Ketua HPI Karimunjawa ini.

Dalam kesempatan ini, H. Muntoha, S.Ag., M.M, Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo yang ikut mendampingi rombongan KKL ke Karimunjawa ini ikut mngulik beberapa pertanyaan terkait pengelolaan pariwisata Karimunjawa ini di antaranya memberikan masukan terkait keberadaan toilet yang masih kurang representative, bagaimana manajemen complain dan strategi promosi wisata Karimunjawa untuk meningkatkan pengunjung.

Terkait keterbatasan dan kurang representatifnya keberadaan toilet di destinasi wisata Karimunjawa, Jamaludin menjelaskan bahwa kondisi air di lokasi agak sulit, sehingga Ketika kemarau debit sumur akan berkurang. Terkait manajemen komplain, HPI sedang Menyusun 2 metode yaitu menempelkan informasi tempat pengaduan di lokasi publik dan membuat google form yang disebarkan ke beberapa informasi wisata Karimunjawa atau disampaikan secara langsung dalam rapat atau rembug warga dalam wadah Forum Komunikasi Warga. Sedangkan strategi untuk meningkatkan jumlah pengunjung dilakukan dengan meningkatkan mutu pelayanan dan keterampilan para pemandu wisata dalam melayani wisatawan. Akan tetapi untuk strategi pemasaran memang belum banyak memanfaatkan media digital atau media sosial, “Saat ini kami hanya punya Instagram dan flayer, selebihnya masih banyak dilakukan secara langsung face to face ”, kata Jamaludin.

Ketua HPI Karimunjawa ini berpesan kepada mahasiswa sebagai generasi muda untuk panda mencari peluang yang sedang trend atau booming di Indonesia dan kenali bakat dan minat diri untuk dikembangkan.

 

Leave a Reply