UIN Walisongo Online, Semarang- Mahasiswa UIN Walisongo Semarang kembali menunjukkan prestasi gemilang di kancah nasional. Pada 22 Juni 2024, tim debat UIN Walisongo berhasil meraih Juara III dalam Lomba Debat Festival Legislatif yang diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (Unnes). Acara yang berlangsung di ruang pertemuan FMIPA Unnes ini mengusung tema “Meningkatkan Demokrasi Melalui Reformasi Legislasi: Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipasi Politik,” yang menjadi topik perdebatan sengit di antara para peserta.
Tim debat UIN Walisongo yang terdiri dari Maulana Akhsan, Diva Riza Agustin, dan Muhammad Ishaq Chairansyah, berhasil menampilkan performa yang solid dengan argumen-argumen kuat yang didukung oleh analisis mendalam. Ketiganya mampu mempertahankan pandangan mereka di hadapan dewan juri yang terdiri dari para akademisi dan praktisi hukum, serta di hadapan lawan-lawan yang tidak kalah tangguh dari berbagai universitas ternama di Indonesia.
Maulana Akhsan, sebagai juru bicara tim, mengungkapkan rasa syukur dan bangganya atas pencapaian ini. “Kami sangat bersyukur bisa mencapai prestasi ini. Ini semua berkat kerja keras tim, dukungan dari dosen pembimbing, dan semangat yang tidak pernah padam untuk membawa nama baik UIN Walisongo,” ujarnya. Menurut Maulana, tema debat yang diangkat sangat relevan dengan kondisi demokrasi di Indonesia saat ini, sehingga membutuhkan pemahaman yang mendalam dan kemampuan analisis yang kuat.
Tema “Meningkatkan Demokrasi Melalui Reformasi Legislasi: Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipasi Politik” mengajak para peserta untuk menggali dan mengkritisi berbagai aspek dalam sistem legislatif Indonesia. Dalam debat ini, tim UIN Walisongo menyoroti pentingnya reformasi legislasi yang tidak hanya sebatas perubahan aturan, tetapi juga harus menyentuh aspek transparansi dan akuntabilitas dalam setiap prosesnya.
Diva Riza Agustin, anggota tim lainnya, menekankan bahwa reformasi legislasi harus didasarkan pada keterbukaan dan partisipasi publik yang lebih luas. “Tanpa transparansi, proses legislasi bisa terjebak dalam kepentingan-kepentingan tertentu yang tidak berpihak pada rakyat. Partisipasi politik yang inklusif adalah kunci untuk menciptakan kebijakan yang adil dan merata,” jelas Diva dalam sesi debat.
Sementara itu, Muhammad Ishaq Chairansyah menambahkan bahwa akuntabilitas dalam legislasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pembuat undang-undang, tetapi juga masyarakat sebagai pengawas. “Masyarakat harus diberi ruang yang cukup untuk mengawasi dan memberikan masukan terhadap proses pembuatan undang-undang. Ini adalah bentuk nyata dari partisipasi politik yang efektif,” kata Muhammad
Prestasi yang diraih oleh Maulana Akhsan, Diva Riza Agustin, dan Muhammad Ishaq Chairansyah ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi mereka sendiri, tetapi juga bagi seluruh civitas akademika UIN Walisongo Semarang. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa mahasiswa UIN Walisongo memiliki kemampuan intelektual dan retorika yang mumpuni, serta kepekaan terhadap isu-isu krusial yang dihadapi bangsa ini.
Dengan keberhasilan ini, tim debat UIN Walisongo berharap dapat terus menginspirasi mahasiswa lainnya untuk aktif berpartisipasi dalam berbagai kompetisi akademik, serta terus mengasah kemampuan berpikir kritis dan analitis. Mereka juga berharap agar prestasi ini menjadi awal dari capaian-capaian gemilang lainnya, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Lomba Debat Festival Legislatif ini sendiri menjadi ajang pembuktian bagi para mahasiswa untuk menunjukkan kecakapan mereka dalam memahami dan menganalisis isu-isu legislatif yang kompleks. Kemenangan tim debat UIN Walisongo diharapkan dapat menjadi motivasi bagi kampus dan mahasiswa lain untuk lebih aktif dalam kegiatan yang berkontribusi pada pengembangan demokrasi dan reformasi legislasi di Indonesia.