UIN Walisongo Online, Semarang – Sebagai salah satu Badan Layanan Umum (BLU) di Indonesia, UIN Walisongo optimalkan realisasi anggaran dengan menggelar rapat koordinasi bersama Dewan Pengawas BLU.
Kegiatan dilaksanakan di Ruang Teatrikal Gedung Rektorat Lantai 4 Kampus 3 UIN Walisongo pada Kamis, (25/8/2022).
Rektor UIN Walisongo Prof Dr Imam Taufiq, M Ag mengungkapkan kemandirian lembaga dalam hal ini UIN Walisongo menjadi isu yang sangat strategis. UIN Walisongo memiliki visi “Universitas Islam Riset Terdepan Berbasis pada Kesatuan Ilmu Pengetahuan untuk Kemanusiaan dan Peradaban pada Tahun 2038”. Untuk mencapai visi tersebut ditemui tantangan-tantangan, salah satunya penerimaan pendapatan dan realisasi anggaran.
“Untuk mencapai visi lembaga yang sangat kompleks tersebut, tentunya kami menemukan tantangan, dan sebagai lembaga BLU kami dituntut untuk mandiri dalam hal keuangan. Ini yang perlu kita konsolidasikan di berbagai aspek.” Ungkap Rektor.
Dalam kesempatan ini hadir Dewan Pengawas BLU UIN Walisongo, Dr Edy Gunawan sebagai Kepala Biro Manajemen BMN dan Pengadaan Kementerian Keuangan RI dan Dr Fathema Djan Rachmat sebagai Direktur Utama RS Pertamedika. Mereka mengapresiasi kinerja UIN Walisongo sebagai lembaga pendidikan sekaligus BLU, sejauh ini masih menduduki papan atas dalam hal realisasi anggaran untuk beberapa bidang di BLU.
Dr Edy Gunawan menekankan UIN Walisongo harus lebih teliti dan memerhatikan pengeluaran-pengeluaran operasional yang tidak perlu. Hal ini menurut Dr Edy sangat membebani anggaran BLU yang sejatinya dapat dialihkan ke aspek pengembangan lain.
“Kita mengapresiasi ya kinerja teman-teman di BLU UIN Walisongo, semester pertama sudah mencapai 50 persen lebih. Tetapi kita perlu perhatikan bahwa pengeluaran yang tidak perlu harusnya bisa kita pangkas dan dialihkan ke yang lain.” Terang Dr Edy.
Berkaitan dengan komitmen pendirian Fakultas Kedokteran yang segera dibangun oleh UIN Walisongo, Dewas Dr Fathema sangat berharap adanya dokter-dokter berkarakter santri yang akan lahir dari lembaga berstatus perguruan islam ini. Dr Fathimah menyatakan kebutuhan dokter saat ini sangatlah besar. Hanya ada 0,4 dokter untuk 1000 populasi manusia yang ada di Indonesia.
“Hanya ada 0,4 dokter untuk 1000 populasi. Dan kita terendah di dunia. Ini sangat urgen. Saya sangat berharap ada dokter-dokter santri yang akan lahir dari UIN Walisongo.” Lanjut Dr Fathema.
Hadir dalam kegiatan ini para Wakil Rektor, para Kepala Biro, para Dekan, dan jajaran pimpinan UIN Walisongo. (HUMAS)