UIN Walisongo Online, Semarang – Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang dalam perkembangannya terus melaju mengepakkan sayapnya hingga langit internasional. Salah satu action-nya terbukti dengan berhasilnya menelurkan sebuah program kerja sama antara UIN Walisongo dengan University of Vienna, Austria, yakni tentang diselenggarakannya penelitian Indonesia-Austria dengan judul “The Yield of Islamic Religious Education – An Evaluation of The Effect of Islamic Religious Instruction in Central Java”. Di samping itu, UIN Walisongo juga berhasil mendatangkan salah seorang Profesor Pendidikan Agama Islam, University of Vienna yakni Profesor Ednan Aslan, M.A. sebagai dosen tamu untuk mengajar mahasiswa program pascsarjana, khususnya doctoral.
Untuk memudahkan penelitian di Indonesia, UIN Walisongo mengadakan seleksi bagi mahasiswa program pascasarjana dan dosen untuk dipilih 3 terbaik, yang nantinya akan ditugaskan sebagai asisten riset Prof, Ednan. Tiga nama terpilih tersebut yakni Luthfi Rohman, M.A., seorang dosen Studi Agama dan Kajian Sosial; Moch Maola Nasty Gansehawa, M.A., seorang dosen Antropologi Islam; dan seorang mahasiswa pascasarjana Nurul Uzdhma Tastia, S.Ag. Tugas asisten riset yang terpilih adalah mendampingi Prof. Ednan untuk menyelesaikan riset di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah, terhitung sejak Mei hingga akhir September 2022. Selain itu, mereka berkesempatan untuk mengunjungi University of Vienna, Austria pada bulan Oktober mendatang hingga Januari 2023.
Penelitian tersebut diharapkan menghasilkan pengaruh besar bagi perkembangan Pendidikan Agama Islam di Indonesia maupun Austria, khususnya untuk jenjang SMA se-derajat. Objek penelitian di Jawa Tengah ini difokuskan kepada para siswa kelas XII SMA, yakni mereka yang tengah menempuh tahun terakhir wajib belajar di Indonesia, khususnya untuk SMAN yang terletak di Semarang dan kota-kota sekitarnya, Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, termasuk juga guru-guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Beberapa SMAN yang telah dikunjungi oleh tim riset adalah SMAN 2, SMAN 7, SMAN 3, SMAN 4, dan lain-lain. Model kunjungan yang telah dilaksanakan adalah primary research dan akan disempurnakan dengan main research pada Juli mendatang.
Sesuai dengan judul penelitian tersebut, betapa pentingnya bagaimana dampak dari Pendidikan Agama Islam terhadap pengetahuan dan perilaku siswa. Merunut dari penelitian sebelumnya di Austria, yang menjadi lokus pembanding adalah siswa yang mengikuti kelas Pendidikan Agama Islam dengan mereka yang memilih tidak mengikuti kelas. Karena memang berbeda dengan kebijakan di Indonesia yang mewajibkan seluruh siswanya untuk mengikuti Pendidikan Agama Islam, sedangkan di Austria terdapat kebebasan untuk mengikuti Pendidikan Agama Islam pada usia 14 tahun. Sehingga hal menarik tersebut menjadi objek riset untuk mengetahui bagaimana perbedaan sikap dan perilaku dari kedua model siswa. Berbeda dengan siswa muslim di Indonesia, yang mana hidup di negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka pengetahuan mereka terhadap agama tentu sudah mampu terbilang cukup karena Islam di Indonesia yang secara tidak langsung hidup dalam tradisi masyarakatnya. Oleh karena itu yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana pengetahuan dan perilaku siswa jika hidup di negara denga minoritas muslim. Di samping itu, juga perlu diteliti bagaimana perbedaan siswa yang hanya mendapat Pendidikan Agama Islam di kelas saja dengan mereka yang juga aktif mengikuti TPQ atau majlis dzikir, kajian Islam dan sejenisnya.
Pada akhirnya, semoga penelitian internasional tersebut senantiasa diberikan kemudahan dalam memecahkan berbagai teka-teki riset di dalamnya. Dengan harapan, semoga apapun hasilnya nanti dapat bermanfaat bagi perkembangan Pendidikan Agama Islam baik di Indonesia maupun Austria. Amin. (HUMAS)