UIN Walisongo Online, Semarang – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menerima kunjungan dari Universitas Sains Islam Malaysia (USIM) dalam rangka program Global Islamic Student Outreach (GISO) 2025. Acara ini berlangsung selama dua hari, mencakup sesi akademik, diskusi, dan kebudayaan. Hari kedua (19/02/2025) difokuskan pada diskusi interaktif dan perayaan budaya yang mempertemukan akademisi dan mahasiswa dari kedua universitas. Mereka berbagi pengalaman dalam berdakwah dan menampilkan kekayaan budaya masing-masing negara.

Kegiatan dimulai dengan sesi akademik yang menghadirkan beberapa akademisi. Bapak Adeni, M.A., membahas hakikat organisasi dakwah dalam konteks perubahan zaman digital. Beliau menyoroti tantangan dakwah modern, yang bukan hanya terkait dengan pemahaman ajaran Islam, tetapi juga dengan strategi perencanaan, pengelolaan sumber daya, kepemimpinan, dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi.
Dr. Ahmad Tajudin Arafat, M.Si., kemudian membahas fenomena tasyabbuh dalam website dakwah Islam di Indonesia. Beliau menyoroti perbedaan perspektif dalam penerapan hadis ini di berbagai platform dakwah digital.
Dr. Nik Suhaida binti Nik Abdul Majid dari USIM membawakan topik mengenai pendekatan sosiologis dalam dakwah, menekankan bahwa pemahaman terhadap struktur sosial masyarakat sangat penting agar pesan dakwah dapat lebih tepat sasaran dan relevan.

Sesi akademik berlanjut dengan diskusi interaktif bersama Muhammad Muinudin bin Ramli dari USIM dan Adinda Dhini Firlianti dari UIN Walisongo sebagai panelis. Muhammad Muinudin membahas pengalaman dan tantangan yang dialaminya dalam street dakwah, menyoroti pentingnya dakwah sebagai panggilan hati serta cara menyebarkan syiar Islam kepada berbagai audiens.
Sementara itu, Adinda Dhini Firlianti menjelaskan peran media sosial dalam dakwah modern. Ia menyoroti tantangan dalam mengemas konten yang menarik dan efektif di tengah persaingan digital. Diskusi ini memberikan wawasan berharga mengenai berbagai metode dakwah dalam berbagai situasi dan platform. Diskusi ini memberikan wawasan yang berharga mengenai berbagai metode dakwah yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan platform.
Memasuki sesi kebudayaan “Rentak Tradisi dan Kebudayaan,” mahasiswa dari kedua universitas menampilkan pertunjukan seni dan budaya untuk mempererat hubungan persahabatan antara Indonesia dan Malaysia.
Acara diawali dengan pemutaran video yang menampilkan keindahan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia, diikuti oleh video profil kebudayaan Malaysia yang memperkenalkan Baju Kurung dan Baju Melayu sebagai ikon elegansi busana Malaysia.

Fashion show menjadi salah satu momen yang paling dinantikan. Mahasiswa USIM memperagakan Baju Kurung dan Baju Melayu, sementara mahasiswa UIN Walisongo menampilkan berbagai busana tradisional Indonesia seperti Kebaya, Songket, dan pakaian adat Minangkabau.
Selain itu, sesi kebudayaan semakin meriah dengan pertunjukan Tari Wonderland Indonesia oleh mahasiswa UIN Walisongo. Tarian ini menggambarkan keindahan alam dan budaya Indonesia dengan gerakan yang anggun dan memukau audiens. Selanjutnya, mahasiswa USIM membawakan Dzikir Barat, sebuah tradisi islami yang mencerminkan kesyahduan spiritual dalam budaya Malaysia.
Acara ini ditutup dengan nyanyian bersama lagu Sahabat Selamanya dari Padi, menciptakan suasana hangat dan penuh kebersamaan. Setelah itu, beberapa perwakilan memberikan kesan dan pesan, termasuk volunteer dari International Office sebagai panitia acara, mahasiswa UIN Walisongo sebagai peserta, serta mahasiswa USIM yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Acara ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan kekayaan budaya masing-masing negara sekaligus memperkuat hubungan bilateral melalui pendidikan dan kebudayaan. Melalui program ini, UIN Walisongo dan USIM berkomitmen untuk terus membangun jembatan persaudaraan antarbangsa melalui pertukaran seni dan budaya.