UIN Walisongo Online, Semarang – Ma’had Al Jami’ah Walisongo menggelar kegiatan ta’aruf dan silaturahmi antara walisantri dengan pimpinan UIN Walisongo. Kegiatan ini digelar sebagai salah satu rangkaian penyambutan mahasiswa baru yang telah resmi menjadi santri Ma’had. Kegiatan dilaksanakan di Masjid Al Fitrah Kampus 2 pada Ahad, (31/7/2022).
Mahasiswa baru yang diterima sebagai santri Ma’had Al Jami’ah berjumlah 600 orang. Jumlah ini akan terus bertambah sampai awal perkuliahan dimulai.
Dr Amir Tajrid memaparkan bahwa peserta silaturahmi kesempatan ini adalah dari tiga fakultas yaitu Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Sedangkan fakultas lain sudah dilaksanakan minggu lalu.
“Kami ucapkan ahlam wasahlan, selamat datang bagi santri dan walisantri di kampus hijau UIN Walisongo. Kami berharap dengan silaturahmi ini bisa merekatkan kekeluargaan.” Ungkap Dr Amir.
Prof Dr Muhsin Jamil, M Ag., Wakil Rektor I UIN Walisongo turut memberikan sambutan. Prof Muhsin menekankan bahwa program pema’hadan adalah program nasional yang wajib dilakukan oleh lembaga. Program ini juga mendorong santri untuk berpengetahuan intelektual di samping ilmu yang dipelajari di kampus. Ma’had menekankan untuk berpengetahuan di bidang ilmu pengetahuan keislaman.
“Program pema’hadan ini mendukung mahasiswa bukan hanya memiliki pengetahuan di bidang intelektual, akan tetapi berkarakter islamiyyah. Ini yang tidak bisa didapatkan apabila di luar Ma’had.” Ujar Prof Muhsin.
Prof Muhsin juga mengungkapkan 3 hal yang menjadi landasan Ma’had Al Jami’ah Walisongo. Tiga program tersebut yaitu ta’aruf fiddin, ta’allum fiddin, dan tafaqquh fiddin.
“Ada tiga hal yang menjadi prinsip kita bersama. Melalui tiga hal ini maka akan terbentuk insan kamil yang tidak hanya memahami agama tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.” Tambah Prof Muhsin.
Diperlukan kerja sama intensif antara tiga pihak, lembaga UIN Walisongo, walisantri, dan santri agar tercipta suasana yang kondusif dalam penyelenggaraan Ma’had.
Saat ini program Ma’had memiliki tiga model di Indonesia. Model yang pertama adalah model ma’had yang sudah siap karena sudah memiliki gedung sendiri. Model kedua yaitu model yang belum siap karena belum memiliki gedung sendiri. Model ini bisa juga dilakukan dengan kerja sama pondok pesantren lingkar kampus.
Sedangkan model ketiga yaitu model kombinasi. Model inilah yang dianut oleh Ma’had Al Jami’ah Walisongo. (TIM HUMAS)