UIN Walisongo Online, Semarang – Bertepatan dengan akan dihelatnya Dies Natalies 52 UIN Walisongo Semarang, Prodi Perbankan Syariah FEBI menjadi tuan rumah kongres I Asosiasi Program Studi Keuangan dan Perbankan Syariah (APSKPS).
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mensinergikan kurikulum merdeka belajar Program Studi Perbankan dan Keuangan Syariah. Hadir dalam acara ini hingga 64 Perguruan Tinggi yang tergabung dari PTKIN, PTN, dan PTS se-Indonesia. Acara ini digelar secara offline dengan menerapkan protokol Kesehatan di Hotel Dafam Semarang, Selasa (15/03/2022).
Kaprodi Perbankan Syariah, Heny Yuningrum, M.Si menyampaikan bahwa kongres ini dalam rangka mensinergikan kurikulum merdeka belajar Program Studi Perbankan dan Keuangan Syariah sebagai tindak lanjut perjanjian Kerjasama APSKPS.
“Ikut hadir dalam kongres ini 64 Perguruan Tinggi dari Aceh hingga Papua. Kongres ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerjasama APSKPS yang memiliki tujuan membangun sinergitas kurikulum merdeka belajar agar kedepan lebih solid lagi”, tegasnya dalam pembukaan acara.
Senada dengan Dekan FEBI, Dr. Muhammad Saifullah, M.Ag berharap agar kongres ini dapat mensinergikan antara Perguruan Tinggi dengan Industri dan Instansi Pemerintah dalam mendukung program MBKM.
“Tujuan kongres ini adalah bentuk silaturahim dan penguatan Program Studi Perbankan dan Keuangan Syariah se-Indonesia. Dalam mendukung MBKM, semua elemen tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, sehingga perlu kerjasama antar Perguruan Tinggi, Program Studi dan pihak terkait”, ujarnya.
Menurut Wakil Wali Kota Semarang, Ir. Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu, M. Sos acara ini dihelat guna memberikan kontribusi SDM yang diperlukan perbankan syariah di Indonesia.
“Program Studi Perbakan Syariah saat ini baru booming, sehingga perlu SDM yang berkualitas”, ungkapnya.
Dengan sistem yang ditawarkan oleh perbankan syariah, maka SDM yang berkualitas harus dibekali dengan pengetahuan terkait ekonomi syariah dan muamalah. Tidak sekedar pengetahuan, SDM berkualitas juga harus dibekali dengan pengalaman.
“Dengan sistem yang ada di perbankan syariah, maka SDM perlu dibekali dengan pengetahuan ekonomi syariah dan muamalah serta pengalaman, sehingga mahasiswa tidak cukup teori saja, namun juga ketrampilan teknis terhadap nasabah”, tambahnya.
Sebelum membuka acara, Rektor UIN Walisongo, Dr. Imam Taufiq, M.Ag ikut memberikan sambutan. Beliau menyampaikan bahwa MBKM memiliki tujuan yang bagus. Dalam hal ini, UIN Walisongo menjadi pilot project MBKM di Kemenag.
“MBKM yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memiliki tujuan bagus, dan dalam hal ini UIN Walisongo sebagai pilot project MBKM di Kemenag”, ujar beliau.
MBKM menurut beliau memberikan experience dan pendidikan mandiri bagi mahasiswa agar lebih mengetahui dan memiliki skill untuk menghadapi persaingan industri saat ini.
“MBKM memberikan experience dan pendidikan mandiri bagi mahasiswa agar mendapatkan pengalaman skill tidak sekedar teori di kelas. Maka dari itu Kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan Industri bisa diperbanyak”, tambahnya.
Di akhir sesi pembukaan kongres ini ditutup dengan Tari Gambang Semarang sebagai bentuk local wisdom yang dibawakan oleh mahasiswa S1 Perbankan Syariah FEBI UIN Walisongo. (TIM HUMAS)