UIN Walisongo Online, Bali – Salah satu agenda dies natalis ke-53 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan kegiatan ziarah ke makam 53 wali di Nusantara termasuk Walisongo.
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (Fuhum) juga ikut menyemarakkan Dies Natalis dengan Ziarah makam Wali di Bali bersama 300 mahasiswa Fuhum pada Kamis, (2/3/2023).
Kegiatan ziarah ini merupakan bagian dari Kuliah Kerja Lapangan Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dan Aqidah Filsafat Islam di Pulau Dewata Bali, Mahasiswa diajak berkunjung ke Ponpes Darul Hafidz Tabanan Bali dan Ponpes Darul Ulum Jombang.
Ziarah ini didampingi Wakil Dekan 1 Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Dr Sulaiman MAg berserta para Dosen Pendamping Lapangan.
Sulaiman mengatakan bahwa Fuhum melakukan ziarah di Makam Wali yang ada di Bali yaitu makam Hj. Raden Ayu Nyai Siti Khodijah salah satu penyebar Islam di Bali dan makam wali di Bedugul Bali.
“RA Nyai Siti Khodijah memiliki nama asli RA Ade Rai putri dari Raja Pamecutan Bali yang menikah dengan pangeran cokroningrat Bangkalan Madura, katanya.
Ia menambahkan, bahwa tradisi ziarah tersebut perlu kita lestarikan di masa mendatang untuk sekedar mengenang sepak terjang mereka, sehingga kita akan mampu mewarisi kehebatan mereka. katanya.
Rektor UIN Walisongo Prof Dr Imam Taufik MAg berpesan bahwa kita semua civitas akademik UIN Walisongo harus mengetahui para wali yang menyiarkan agama di tanah Jawa maupun luar Jawa yang begitu terkenal, sehingga gaungnya pun tidak cuma berada di sekitar tanah air, melainkan sampai dikenal oleh dunia.
“Ziarah pada Dies Natalis ke 53 ini spesial yaitu ziarah ke yang meninggal dan yang hidup yaitu para pendiri UIN atau para Ulama dan Masyayikh dan ada di sekitar makam wali.
“Sebaiknya dengan Ziarah mempunyai maksud mengingat kematian, hal itu yang dikatakan oleh Nabi. Akan tetapi kalau ziarahnya khusus seperti ke Walisongo, tentu mempunyai maksud untuk mengingat jasa, sikap dan warisan mereka yang sangat mulia,” imbuh Guru Besar Ilmu Tafsir ini.
Kesantunan dan kasih sayang Walisongo kepada siapapun, termasuk yang berbeda keyakinan, lanjut Imam Taufik, menjadi hal sangat penting ditiru. Mereka tidak pernah menyinggung pihak lain, apalagi menyakitinya.
“Nah itu yang ingin kita warisi dari mereka dengan aktifitas ziarah ini. Kita ingin keluarga besar UIN Walisongo dapat mengamalkan nilai-nilai yang diwariskan oleh para wali tersebut,” katanya.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Dr Rikza Chamami MSi menyatakan bahwa agenda ziarah Walisongo semacam ini perlu diagendakan secara rutin menjelang dies natalis. “Kami berharap tahun depan sudah bisa menjadi agenda rutin dan semua civitas akademika bisa bersama-sama ziarah ke makam wali yang namanya dijadikan identitas kampus kita” tegasnya.
Rangkaian dies natalis nantinya juga diisi solawat bersama Syarifah Veve Dzulfikar dan Abah Habib Dzulfikar. dzikir bersama sekaligus penandatanganan MoU dengan Majelis Dzikir Al-Khidmah. Pada puncak peringatan akan diadakan rapat senat dengan agenda penyampaikan laporan tahunan Rektor dan orasi ilmiah.