UIN Walisongo Online, Semarang – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang menggelar Seminar International “The Role of Religion on Political Contestation in Indonesia: Anthropological Perspective” Senin (20/05/2024) yang bertempat di Ruang Teater Lantai 4 Gedung Rektorat Kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Adapun yang hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Rektor 1, Dekan, Dosen dan para Mahasiswa FISIP. Dan yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Prof. Ronald A. Lukens-Bull (University Of North Florida) Prof. Dr. Hj. Misbah Zulfa Elizabeth, M.Hum. (UIN Walisongo Semarang) Akhriyadi Sofian, MA. (UIN Walisongo Semarang).
Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan FISIP UIN Walisongo Prof. Dr. Imam Yahya, M.Ag. yang mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh dosen, karyawan, dan mahasiswa yang telah mendukung terselenggaranya seminar ini. Dalam sambutannya, Dekan menekankan pentingnya memahami interaksi antara agama dan politik di Indonesia, terutama dalam konteks antropologis.
Prof. Dr. H. M. Muhsin Jamil, M.Ag, selaku Wakil Rektor I, juga memberikan sambutan, menyoroti peran agama sebagai elemen krusial dalam kontestasi politik di Indonesia. “Agama sering kali menjadi basis dari berbagai persaingan politik di negara ini. Pemahaman yang mendalam tentang peran agama dapat membantu kita memahami dinamika politik yang lebih luas,” ujarnya.
Prof. Ronald Luken-Bull, dalam presentasinya, membahas simbol-simbol agama dalam politik Indonesia dan bagaimana simbol-simbol tersebut digunakan untuk tujuan tertentu. Ia memberikan contoh peran GP Ansor dan Banser yang menjaga minoritas dan toleransi, serta mengupas insiden pembakaran bendera di Garut pada tahun 2018 yang memperlihatkan bagaimana simbol agama dapat diinterpretasikan sebagai simbol politik. “Simbol-simbol ini memainkan peran penting dalam mengkomunikasikan nilai dan ideologi politik,” kata Prof. Ronald.
Sementara itu, Prof. Misbah Zulfa Elizabeth menyoroti tantangan yang dihadapi perempuan dalam politik Indonesia, khususnya terkait dengan peran agama. “Perempuan sering kali harus berhadapan dengan hambatan-hambatan yang berasal dari tradisi patriarkal dan interpretasi agama yang konservatif. Namun, mereka juga menemukan kekuatan dalam nilai-nilai agama yang mendukung kesetaraan,” ungkap Prof. Elis. Beliau juga membahas bagaimana perjuangan perempuan di arena politik menjadi refleksi dari perubahan nilai-nilai sosial dan agama di masyarakat.
Seminar ini berhasil menarik perhatian dan partisipasi aktif dari para mahasiswa dan akademisi, membuka ruang diskusi yang mendalam tentang peran agama dalam kontestasi politik di Indonesia. FISIP UIN Walisongo berharap seminar ini dapat menjadi awal dari penelitian-penelitian lanjutan yang lebih komprehensif mengenai topik ini.