UIN Walisongo Online, Semarang – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Walisongo Semarang menggelar bedah buku “Membangun atau Merusak Desa” karya Drs. H. Ahmad Muqowam, Kamis (16/9/2021).
Berbincang desa, tentunya ada hal unik. Desa disebut sebagai pusat gagasan. Di desa, tertampung keaslian (orisinalitas), norma dan adat. Semua karakter baik mayoritas ada di desa.
“Karakter komunal, gotong royong, semua ada di desa. Desa itu penuh kejujuran, sederhana tidak pragmatis. Desa adalah harmoni Tuhan, Manusia dan Alam. Fitroh manusia ada di desa. Musyawarah dan lain sebagainya adalah ciri khas desa,” ujar Rektor UIN Walisongo Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag dalam sambutan bedah buku tersebut.
Dijelaskan rektor, potensi desa sangatlah luar biasa. Dewasa ini, desa-desa menjadi primadona, disulap menjadi destinasi wisata. Ada desa wisata, desa adat, desa santri, dan ada desa-desa tematik. Semua karakter yang khas ada di kampung.
“Bagi UIN Walisongo, membincang desa ini muhasabah pada diri sendiri. Saya dari desa. Kita bicara desa seakan bicarakan diri sendiri dan kita sangat paham, dan mengungkapkan potensi kreatif agar berkhidmah melalui pemberdayaan,” katanya.
Untuk menunjang ini, UIN Walisongo melalui Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) membuat sejumlah desa-desa binaan, desa santri dan lainnya melalui program kuliah kerja nyata.
“Membincang tema ini tentunya sangat relevan, khususnya yang akan melaksanakan KKN pada 5 Oktober nanti. Tema ini sangat relevan, orang desa menulis desa dan membincang tentang desa. Membincang buku ini memiliki banyak manfaat, salah satunya sharing pengetahuan dan pengalaman,” tambahnya.
Hadir menjadi pemantik adalah penulis buku Drs. H. Ahmad Muqowam, serta Guru Besar UIN Walisongo Prof. Dr. H. Abdul Jamil, M.A, Pengasuh Pesantren Kauman Lasem KH Muhammad Zaim Ahmad Ma’shoem dan Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa Yogyakarta Dr. Sutoro Eko Yunanto. (Tim Humas)