UIN Walisongo Online, Semarang – Lembaga Sensor Film (LSF) bersama Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang menandatangani nota kesepakatan dalam menyukseskan kampanye Budaya Sensor Mandiri. Kerja sama ini juga dilakukan untuk meningkatkan pengawasan konten-konten baik di Televisi maupun platform digital lainnya. Jum’at (03/12/2021)
Ketua LSF, Rommy Fibri Hardianto mengatakan, kolaborasi bersama perguruan tinggi seperti UIN Walisongo perlu dilakukan guna mensosialisasikan tayangan yang sehat dan mengampanyekan Budaya Sensor Mandiri.
“Sekarang kita sudah diserbu dengan tsunami tontonan, tsunami film yang juga banyak bermuatan konten negatif, oleh karenanya kami mengajak perguruan tinggi untuk bersama-sama mendidik masyarakat dalam mensukseskan gerakan sensor mandiri” disampaikan Rommy dalam sambutannya
Untuk itu, lanjut Rommy, LSF bersama Universitas dan Komisi Penyiaran Daerah (KPID) di beberapa daerah membuat gerakan bersama dalam konsep budaya sensor mandiri
“Peran kampus menjadi penting untuk hadir di tengah-tengah masyarakat lewat Tri Dhrama Pergruan tinggi-nya, dalam hal ini, UIN Walisongo dengan segala potensinya menjadi mitra strategis kami” Imbuh Rommy
Sementara itu, Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Walisongo Semarang, Dr. Achmad Arief Budiman mengatakan bahwa UIN Walisongo siap menjadi mitra LSF untuk mensukseskan budaya sensor mandiri.
“UIN Walisongo selalu berkomitmen untuk terus berkhidmah bagi bangsa dan masyarakat, ajakan dari LSF, untuk mensukseskan gerakan sensor mandiri ini merupakan penghargaan bagi UIN Walisongo Semarang” Kata Wakil rektor III dalam sambutannya
Lebih lanjut, Arif Budiman menyatakan bahwa beberapa program kerja nantinya dapat disusun oleh kedua belah pihak lewat perjanjian kerja sama, ia berharap penuh agar beberapa program kerja dapat disusun dengan perencanaan yang matang sehingga program yang ada dapat berdampak positif bagi masyarakat luas
“Agenda ke depan adalah penyusunan rencana program kerja bersama, beberapa skema seperti program pengabdian masyarakat dapat dilakukan” Imbuh Arief Budiman
“Kami memiliki beberapa program studi yang dapat mendukung edukasi budaya sensor mandiri ini, seperti Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, Ilmu Senin dan Arsitektur Islam serta tidak menutup kemungkinan program studi lainnya” tutup Wakil Rektor III
Adapaun budaya sensor mandiri merupakan gerakan nasional yang berfokus pada peningkatan literasi masyarakat tentang pentingnya memilah memilih tontonan sesuai dengan usia masing-masing.
(Tim Humas)