Humas- Penyair muda
di Kota Semarang unjuk kebolehan di hadapan ratusan penonton dan penikmat
sastra dalam perhelatan tawuran puisi yang dihelat Teater Metafisis, dibawah Pohon
Beringin, Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo. Kegiatan ini merupakan rangkaian
Multimedia Metafisis 2012 yang berlangsung sejak Rabu (21/3) lalu.
Sejumlah
penyair membacakan karyanya masing-masing. Mereka adalah Galih Pandu Adi,
Sandra Palupi, Kurniawan Yunianto dari Open Mind Semarang, Abdul Chamim, Ipien Ngedoth, Musyafak, serta
Devi Maya.
Penggagas
tawuran puisi, Day Milovich mengatakan, kami memilih karena talenta yang
dimiliki masing-masing penyair. “Penyair itu dipilih karena produktivitasnya
dalam melahirkan karya sastra. Juga karena mereka memiliki power dan style
berbeda-beda,†katanya, kemarin.
Ketua Teater Metafisis,
Oncom, menambahkan, Multimedia metafisis merupakan tradisi dua tahunan. “Kami sengaja
mendatangkan penyair era Facebook ini memberi apresiasi terhadap perkembangan
sastra. Baik kami maupun penonton bisa mendalami proses kreatifnya. Semoga
menjadi sajian eksklusif untuk public, khususnya penikmat puisi Kota Semarang.
Touring Culture
Sebelum tawuran
puisi dimulai, kegiatan diskusi sastra dengan tema touring culture yang
dipimpin Day Milovic meramaikan suasana. Day mengatakan, Touring Culture dalam
event ini adalah sebuah tawaran membaca kembali kebudayaan sebagai hybrid
yang dibentuk perjalanan tubuh, sebagaimana setiap tubuh yang bertemu itu
mengusung kebudayaan masing-masing, tanpa batasan “professional†ataupun
pemisahan “seniman†dari yang bukan seniman, modern maupun tradisional.
“Kita semua
seharusnya mampu menjadi turis di kotanya sendiri. Menggali sejarah masa lalu
yang ada di kota tersebut, dan mensosialisasikannya pada khalayak. Seperti yang
dilakukan India pada abad ke-7 masehi, dia membuat candi-candi di jawa. Itu
merupakan penjajahan budaya. Candi-candi di pulau Jawa itu beberapa memiliki
hubungan sejarah,†tandasnya disela-sela diskusi.