UIN Walisongo Online, Semarang – Aktifitas industri oleh perusahan berdampak pada menyusutnya hutan di Indonesia dan laju pemanasan global. Menurut Data IPBES 2018 setiap tahunnya Indonesia kehilangan hutan seluar 680 ribu hektar.
Perlu respon perusahaan dalam turut menjaga lingkungan dengan hadirnya Enviromental, Social and Governance (ESG). Standart manajemen bisnis perusahaan yang mengikuti kriteria tertentu agar berdampak positif bagi lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan, ujar Alifa Nur Fitri saat memoderatori acara.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang menyelenggarakan Seminar Nasional Environmental, Social and Governance (ESG) dengan tema Peran Dakwah dan Komunikasi Dalam Menjaga Lingkungan yang Berkelanjutan pada Rabu, 14 Juni 2023 bertempat di Teater Lantai IV Gedung K.H. Sholeh Darat (Gedung Rektorat). Acara diikuti oleh ratusan peserta mahasiswa dan juga dihadiri para dosen FDK.
Ketua panitia sekaligus ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)M.Alfandi, M.Ag., menyebutkan tujuan CSR Telkomsel ini sudah singkron dengan program UIN Walisongo yang disebut We Green. Bahkan UIN Walisongo mendapat peringkat kedua UI Green Matriks level PTKIN se-Indonesia.
Dekan FDK, Prof.Dr. Ilyas Supena, M.Ag. dalam sambutannya menyampaikan harapannya kepada mahasiswa supaya mempunyai kesadaran menjaga lingkungan dan dapat mengimplementasikannya di ranah akademik,
“Saya harap mahasiswa mempunyai sudut pandang dan tanggap dengan isu lingkungan, selain itu terbitkanlah karya, tulisan atau riset terhadap isu lingkungan tidak selalu kajian yang monoton,” ujarnya.
Ilyas yang pada tahun 2009 pernah menulis tentang fiqih lingkungan menyebut, salah satu prioritas dalam Islam yakni hifdhul bi’ah atau menjaga lingkungan. Sehingga Islam masuk dalam wilayah-wilayah kajian kritis.
Terdapat tiga narasumber yang dihadirkan yaitu General Manager Corporate Social Responsibility Telkomsel, Andry P Santoso, Manager Digital Channel Content Development Telkomsel, Rifki Syabani serta Dosen magister KPI, Dr.Najahan Musyafak, M.A.
Andry P Santoso memaparkan tentang program CSR-nya. CSR Telkomsel mempunyai tagline making social impact through technology and environtment.
Beberapa program CSR mereka di antaranya Terra, yang melakukan kegiatan untuk membantu program-program keagamaan. Telkomsel Jaga Bumi, yang bertujuan untuk kelestarian lingkungan hidup. Digital Creative Enterpreneurs atau DCE yang bertujuan memberikan support kepada enterpreneur, start-up dan komunitas-komunitas dengan penguatan skill dan sumber daya.
NextDev, yang bertujuan untuk memberikan dukungan kepada anak muda usia 10-30 tahun untuk membekali mereka etika dan berinternet aman. Adapun untuk program para pelajar dan mahasiswa terdapat Indonesia Next. Program-program tersebut bisa diakses oleh masyarakat melalui website masing-masing program.
Program Jaga Bumi, salah satunya dengan menanam 4.000 Mangrove di Bedono Demak beberapa waktu lalu. Tidak hanya menanam, Telkomsel juga menggunakan teknologi untuk memantau pertumbuhan mangrove-mangrove tersebut, sehingga nanti diketahui ketika ada yang gagal akan ditanami kembali yang baru.
Pembicara kedua Rifki Sya’bani, memaparkan Strategi komunikasi gen-Z di era konvergensi media. Berkaitan dengan program CSR yang diberikan kepada anak muda.
Rifki menganggap bahwa Gen Z sebenarnya membutuhkan banyak bantuan, mulai dari pendampingan hingga pelaksanaanya.
Perubahan sistemik, perubahaan hidup, melalui beberapa periode yang bergejolak dalam waktu sejak lahir menurutnya, Gen Z layak mendapatkan stabilitas dan keamanan di masa depan mereka. Inilah peluang Telkomsel membantu Gen Z dan berkomunikasi dengan Telkomsel.
Bahkan dirinya menyarankan sangat perlu sekali melibatkan Gen Z dan berinvestasi sejak dini untuk mendapatkan hasil maksimal bonus demografi. Melalui; memberi ruang bagi Gen Z untuk belajar dan tumbuh dari mereka kesalahan, keterampilan literasi digital dasar dan berikan pelatihan yang lebih mudah diakses. Karena menurut Rifki itu akan membantu membangun kebiasaan finansial yang sehat di kalangan Gen Z.
“Bertindak sekarang untuk iklim melalui konten yang lebih inklusif dengan tetap saring berita atau konten sampah,” pesannya.
Pembicara terakhir Dr.Najahan Musyafak, M.A memberikan penjelasan Konsep Komunikasi Islam dalam pembangunan berkelanjutan menitikberatkan keseimbangan pada 3 faktor; ekonomi, sosial dan lingkungan serta pemaparan hasil riset seputar Eco-green Islam.
“Prinsip Tauhid, Khalifah dan Keadilan menjadi modal dalam menjaga lingkungan. Prinsip tersebut menekankan pada pentingnya pentingnya memperlakukan lingkungan dengan baik, menghindari limbah dan polusi, dan mempromosikan aspek keberlanjutan,” tambahnya.
Najahan mengutip dari penelitian Ibnu Fikri memberikan contoh, dalam acara yang menyambut hari Ramadhan seperti Dugderan di Semarang, di situ saja tidak terdapat perilaku yang Islami. Pengunjung masih menyisakan banyak sampah setelah acara usai.
“Islam itu balance, soal lingkungan saya contohkan begini pembangunan apapun selama dia itu merusak kehidupan manusia maka itu namanya bukan pembangunan. Misalkan pembangunan jembatan tapi jembatan itu merusak kehidupan ekosistem kemudian masyarakat di sekitarnya secara budaya, berarti itu bukan pembangunan tapi justru itu merusak,” tegas Najahan.
Agama mengajarkan keseimbangan dan agama mengajarkan bahwa jangan sampai generasi yang akan datang Itu posisinya adalah kalau di dalam Alquran disebutkan bahwa sekali-kali kita meninggalkan generasi kita yang akan datang dalam kondisi yang lemah.
Acara berlangsung sangat meriah, pada sesi diskusi para peserta sangat antusias, salah satu mahasiswa KPI menyampaikan pertanyaan kritis terkait CSR apakah gimmic perusahaan. Adry menyebut ini tidak gimmic karena program ini sudah berjalan lama. Kalau di Islam ada konsep zakat, maka CSR ini diambil dari keuntungan perusahaan dan sudah ada aturan pemerintah untuk perusahaan melakukan bina lingkungan. Karena program ini berjalan juga dengan riset sehingga bisa bertahan hingga kini. Telkomsel hadir tidak hanya jualan sinyal, tapi kita mempunyai visi misi yang kemudian kita rangkum dalam tagline. *