UIN Walisongo Online, Semarang – UIN Walisongo Semarang diminta untuk mengedepankan riset-riset tentang moderasi beragama sebagai jalan masuk menuju kampus bereputasi dunia.
Moderasi beragama atau Islam wasathiyah perlu dikembangkan lebih mendetail. UIN Walisongo dirasa perlu menjadi pionir dalam pengembangan riset-riset tersebut.
“UIN Walisongo perlu mengintegrasikan sisi keilmuan dan islam wasathiyah,” kata Saliyun, salah satu sesepuh UIN walisongo saat menerima rombongan Rektor UIN Walisongo Prof. Dr. Imam Taufik dan jajaran di kediamannya di Semarang, Rabu (3/2/2020).
Sebagai salah satu yang ikut mendirikan UIN (dulu IAIN), dia merasa bangga bisa melihat perkembangan kampus saat ini. Selain berbenah pada bidang infrastruktur, dia juga melihat kampus mulai menuju jalur menjadi world class university.
Dalam pengembangan kampus, pemikiran ulama terdahulu untuk merawat kebhinekaan perlu terus dikembangkan. Prinsip-prinsip washatiyah seperti tawassuth, tawazun, i’idal, tasamuh, musawa dan seterusnya untuk dijadikan landas pemikiran dan tindakan.
“Menurut saya, pemikiran ulama pendahulu kita tentang washatiyah islam, aswaja, perlu dikembangkan. Prinsip aswaja perlu dikembangkan, terutama aswaja an nahdhiyah. Itu jadi pekerjaan rumah untuk membentengi agar NKRI jangan sampai jatuh ke orang-orang radikal,” tambahnya.
“Saya harap ini bisa dikaji dengan riset-riset yang beneran dan dipublikasikan,” ujarnya lagi.
Sebelum memberi arahan, Saliyun memimpin doa untuk para sesepuh atau pendiri UIN yang telah bertemu sang Khalik.
Sementara itu, Rektor UIN Walisongo menyampaikan maksud kehadirannya secara langsung ke rumah salah satu sesepuh ini. Selain untuk bersilaturrahmi, pihaknya juga sekaligus menghaturkan selamat ulang tahun ke 82 serta meminta arahan dan doa.
Guru besar ilmu tafsir ini juga menceritakan perkembangan kampus saat ini berikut tantangan dan peluangnya. Di masa pandemi, sambung dia, kampus berbenah infrastruktur di semua sisi.
“Kampus saat ini berbenah, bukan hanya gapura tapi semua bagian-bagian di kampus. Mumpung pandemi, jadi perbaikan sekaligus,” kisahnya.
Selanjutnya, rektor juga menanggapi riset tentang washatiyah islam. Menurutnya, program itu telah diimplementasikan melalui pendirian lembaga rumah moderasi beragama. Selain itu, alokasi penelitian juga mulai diarahkan menggali khazanah walisongo.
“Saat ini kami tengah menyiapkan instrumen moderasi beragama untuk pengukuran radikalisme,” tambahnya.
Turut serta dalam kunjungan ini antara lain Wakil Rektor I Dr. H. Mukhsin Jamil, M.Ag, Wakil Rektor II Dr. H. Abdul Kholik, M.Ag, Sirojuddin Munir, M.M., Munfaati, M.M, Emy Sulistianingsih, MM. Sementara dari pihak keluarga diwakili Bpk Saliyun, istri dan keluarga besarnya. (Tim Humas)