UIN Walisongo Online, Semarang — Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menjadi tuan rumah Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Tata Kelola Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Jawa Tengah, Ponorogo, dan Cirebon.
FGD ini mengangkat tema “Sinergi dan Kolaborasi PTKIN se-Jawa Tengah, Ponorogo, dan Cirebon Menuju Universitas Bereputasi Global” dan dilaksanakan selama tiga hari, Sabtu hingga Senin (13–15 Desember 2025) di Griya Persada Hotel, Bandungan, Semarang.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Forum Pimpinan PTKIN, mulai dari rektor, wakil rektor, dekan, hingga pimpinan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dari delapan PTKIN, yakni UIN Walisongo Semarang, UIN Raden Mas Said Surakarta, UIN Salatiga, UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, UIN Prof. KH Saifuddin Zuhri Purwokerto, UIN Sunan Kudus, UIN Siber Syech Nurjati Cirebon, dan UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo.
Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Nizar, M.Ag, dalam sambutan selamat datangnya menegaskan pentingnya sinergi dan kolaborasi antar-PTKIN sebagai fondasi penguatan tata kelola kelembagaan.
“UIN Walisongo adalah kampus kemanusiaan. Siapapun rektornya, semangat ini harus tetap terjaga. Kita wajib bersinergi, terutama dalam konteks teritorial, untuk memperkuat peran PTKIN di masyarakat,” ujar Prof. Nizar.

Ia menambahkan bahwa Forum Teh Poci bukan sekadar ruang diskusi formal, tetapi juga menjadi wadah mempererat silaturahmi, membangun jejaring, serta saling berbagi praktik baik antarperguruan tinggi.
“Kita membangun jejaring, saling berbagi, mencari peluang kerja sama yang saling menguatkan dan mempererat. Alhamdulillah, seluruh pimpinan dapat hadir. Ini menjadi awal yang baik bagi PTKIN Jawa Tengah, Ponorogo, dan Cirebon,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Forum PTKIN se-Jawa Tengah, Ponorogo, dan Cirebon, Prof. Dr. Zaenal Mistakim, M.Ag, yang juga Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, menyampaikan apresiasi atas sambutan dan fasilitasi yang diberikan UIN Walisongo Semarang.
Menurutnya, forum yang telah berlangsung puluhan tahun ini perlu terus dioptimalkan agar menghasilkan kerja sama yang lebih konkret dan berkelanjutan.
“Forum ini sudah lama ada, namun secara riil kerja sama belum sepenuhnya tuntas. Melalui pertemuan seperti ini, kita berharap ada peningkatan yang benar-benar bermanfaat bagi masing-masing lembaga,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa UIN Walisongo dapat menjadi rujukan standar tata kelola PTKIN di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

“Standar kita adalah UIN Walisongo, yang lain mengikuti. Melalui sidang-sidang komisi, kami berharap lahir hasil signifikan yang memperkuat sinergi dan kolaborasi antar-PTKIN,” tegasnya.
Dalam rangka penguatan tata kelola dan transparansi kelembagaan, FGD Forum Teh Poci juga menghadirkan Ketua Komisi Informasi Pusat (KIP) Dr. Ir. Donny Yoesgiantoro, M.M., M.P.A. serta Komisioner KIP Syawaludin, M.H. sebagai narasumber.
Keduanya memaparkan materi terkait Keterbukaan Informasi Publik, khususnya dalam konteks perguruan tinggi negeri, sebagai bagian penting dari upaya mewujudkan tata kelola yang akuntabel, transparan, dan berorientasi pada pelayanan publik.

Melalui Forum Teh Poci, PTKIN se-Jawa Tengah, Ponorogo, dan Cirebon diharapkan mampu memperkuat kolaborasi strategis, meningkatkan kualitas tata kelola, serta bersama-sama melangkah menuju universitas bereputasi global dengan menjunjung tinggi prinsip keterbukaan informasi publik.

HMS.


