UIN Walisongo Online, Australia – Pada tanggal 2 Juli 2024, The University of Western Australia (UWA) menjadi tuan rumah pertemuan sharing session pengabdian masyarakat yang diorganisir oleh The Australian Consortium for ‘In-Country’ Indonesian Studies (ACICIS). UIN Walisongo menjadi salah satu dari empat perguruan tinggi yang menghadiri acara tersebut dengan UIN Sunan Ampel Surabaya, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Universitas Jember, UPN Veteran Jawa Timur.
Pertemuan ini dibuka oleh Onna Evdokimoff, Global Engagement Manager untuk Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei, Filipina, Myanmar, Timor-Leste, dan Pasifik di UWA. Ia menyambut hangat para delegasi dan menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam mengembangkan program-program yang berfokus pada penguatan komunitas. Matthew Satchwell dari ACICIS juga turut menyampaikan sambutannya, menekankan peran ACICIS dalam memfasilitasi pertukaran ilmu dan pengalaman antara Australia dan Indonesia.
Delegasi UIN Walisongo Semarang yang diwakili oleh Dr. Ahmad Ismail, M.Ag, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan dan Prof. Raharjo, M.Ed.St selaku Kaprodi Program S3 di program pasca sarjana, membagikan pengalaman dalam mengadakan dialog antar iman dan moderasi beragama di UIN Walisongo. Dr. Ahmad Ismail menekankan pentingnya dialog dalam membangun pemahaman dan toleransi antar komunitas yang berbeda agama. Program ini juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis di tengah keberagaman.
“Program pengabdian Masyarakat dalam bingkai moderasi beragama dan interfaith dialogue ini bisa menjadi model yang menarik dilakukan dalam rangka mewujudkan generasi yang mempunyai mindset moderat. UIN Walisongo bisa menjadi host dalam program pengabdian Masyarakat ini karena pengalaman kami yang sudah terbukti mengelola program pengabdian masyarakat baik dalam skala nasional dan internasional. Kami sangat terbuka menjadi host dari program ACICIS”, papar Ahmad Ismail.
Acara ini juga dihadiri oleh Astrid Vasile, Chief Executive Officer GV Constructions dan Direktur Regional Indonesian Diaspora Business Council. Ia juga merupakan anggota dari Indonesian Diaspora Network (IDN) Chapter WA. Kehadiran Astrid memberikan perspektif berharga tentang peran diaspora Indonesia dalam mendukung pengembangan komunitas dan ekonomi di tanah air.
Dalam diskusi yang berlangsung, para peserta sepakat bahwa kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan sektor swasta sangat penting untuk mencapai tujuan pengembangan komunitas yang berkelanjutan. Mereka juga menekankan pentingnya pendekatan yang holistik dan inklusif dalam merancang dan melaksanakan program-program pengembangan komunitas.
Sebagai penutup, para delegasi menyampaikan komitmen mereka untuk terus bekerja sama dan berbagi pengalaman dalam upaya memperkuat jaringan dan mengembangkan program-program yang berdampak positif bagi komunitas di Indonesia. Mereka berharap pertemuan ini dapat menjadi awal dari kolaborasi yang lebih erat antara universitas-universitas di Indonesia dan Australia, serta meningkatkan kapasitas dan kapabilitas komunitas dalam menghadapi berbagai tantangan sosial dan ekonomi.