UIN Walisongo Kirim Tim Advokasi untuk eks GAFATAR

[:en]

large 56980518 img 20160127 wa011Semarang – Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang mengirimkan tim untuk melakukan pendampingan atau advokasi kepada warga eks GAFATAR (Gerakan Fajar Nusantara) yang akhir-akhir ini telah menyedot perhatian publik. Tim yang terdiri dari para dosen dan mahasiswa ini telah diberangkatkan pada senin (25/1) ke Solo. Sebagaimana diketahui, warga yang sebelumnya bergabung dengan organisasi GAFATAR telah “dipulangkan” ke beberapa daerah asalnya, termasuk Jawa Tengah. Pendampingan ini melibatkan koordinasi dengan berbagai pihak, utamanya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah.

Diutarakan oleh Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag., Wakil Rektor II UIN Walisongo Semarang, pengiriman tim advokasi merupakan langkah implementasi dari fungsi pengabdian masyarakat pada perguruan tinggi. Sudah sepatutnya universitas dimana para cerdik pandai ditempa, memberikan kontribusi yang positif terhadap persoalan-persoalan kemasyarakat dan kenegaraan. Sisi positif itu berarti meletakkan dan memetakan persoalan dengan baik, komprehensif dan tidak emosional. “UIN Walisongo menghendaki kehidupan masyarakat, di Jawa Tengah khususnya, berlangsung secara harmonis dan rukun,” tuturnya.

Advokasi yang dilakukan oleh UIN Walisongo, lanjut pria berkacamata ini, pertama-tama melalui pendekatan psikologis dan tentu saja spiritual. Sedangkan mengenai model pendampingan dan bagaimana teknisnya, semua itu bergantung pada kondisi di lapangan. “Kami mengirimkan tim yang telah berpengalaman,” tegasnya. Menurut penuturannya, tidak hanya orang dewasa, tim UIN Walisongo juga fokus pada pendampingan anak-anak. “Kita berharap tim ini dapat berperan secara maksimal dan proporsional serta mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Itu semua demi terwujudnya NKRI yang damai dan sejahtera,” harapnya.

[:id]Semarang – Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang mengirimkan tim untuk melakukan pendampingan atau advokasi kepada warga eks GAFATAR (Gerakan Fajar Nusantara) yang akhir-akhir ini telah menyedot perhatian publik. Tim yang terdiri dari para dosen dan mahasiswa ini telah diberangkatkan pada senin (25/1) ke Solo. Sebagaimana diketahui, warga yang sebelumnya bergabung dengan organisasi GAFATAR telah “dipulangkan” ke beberapa daerah asalnya, termasuk Jawa Tengah. Pendampingan ini melibatkan koordinasi dengan berbagai pihak, utamanya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah.

Diutarakan oleh Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag., Wakil Rektor II UIN Walisongo Semarang, pengiriman tim advokasi merupakan langkah implementasi dari fungsi pengabdian masyarakat pada perguruan tinggi. Sudah sepatutnya universitas dimana para cerdik pandai ditempa, memberikan kontribusi yang positif terhadap persoalan-persoalan kemasyarakat dan kenegaraan. Sisi positif itu berarti meletakkan dan memetakan persoalan dengan baik, komprehensif dan tidak emosional. “UIN Walisongo menghendaki kehidupan masyarakat, di Jawa Tengah khususnya, berlangsung secara harmonis dan rukun,” tuturnya.

Advokasi yang dilakukan oleh UIN Walisongo, lanjut pria berkacamata ini, pertama-tama melalui pendekatan psikologis dan tentu saja spiritual. Sedangkan mengenai model pendampingan dan bagaimana teknisnya, semua itu bergantung pada kondisi di lapangan. “Kami mengirimkan tim yang telah berpengalaman,” tegasnya. Menurut penuturannya, tidak hanya orang dewasa, tim UIN Walisongo juga fokus pada pendampingan anak-anak. “Kita berharap tim ini dapat berperan secara maksimal dan proporsional serta mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Itu semua demi terwujudnya NKRI yang damai dan sejahtera,” harapnya.[:ar]

large 56980518 img 20160127 wa011Semarang – Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang mengirimkan tim untuk melakukan pendampingan atau advokasi kepada warga eks GAFATAR (Gerakan Fajar Nusantara) yang akhir-akhir ini telah menyedot perhatian publik. Tim yang terdiri dari para dosen dan mahasiswa ini telah diberangkatkan pada senin (25/1) ke Solo. Sebagaimana diketahui, warga yang sebelumnya bergabung dengan organisasi GAFATAR telah “dipulangkan” ke beberapa daerah asalnya, termasuk Jawa Tengah. Pendampingan ini melibatkan koordinasi dengan berbagai pihak, utamanya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah.

Diutarakan oleh Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag., Wakil Rektor II UIN Walisongo Semarang, pengiriman tim advokasi merupakan langkah implementasi dari fungsi pengabdian masyarakat pada perguruan tinggi. Sudah sepatutnya universitas dimana para cerdik pandai ditempa, memberikan kontribusi yang positif terhadap persoalan-persoalan kemasyarakat dan kenegaraan. Sisi positif itu berarti meletakkan dan memetakan persoalan dengan baik, komprehensif dan tidak emosional. “UIN Walisongo menghendaki kehidupan masyarakat, di Jawa Tengah khususnya, berlangsung secara harmonis dan rukun,” tuturnya.

Advokasi yang dilakukan oleh UIN Walisongo, lanjut pria berkacamata ini, pertama-tama melalui pendekatan psikologis dan tentu saja spiritual. Sedangkan mengenai model pendampingan dan bagaimana teknisnya, semua itu bergantung pada kondisi di lapangan. “Kami mengirimkan tim yang telah berpengalaman,” tegasnya. Menurut penuturannya, tidak hanya orang dewasa, tim UIN Walisongo juga fokus pada pendampingan anak-anak. “Kita berharap tim ini dapat berperan secara maksimal dan proporsional serta mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Itu semua demi terwujudnya NKRI yang damai dan sejahtera,” harapnya.

[:]

Leave a Reply