UIN Walisongo Online, Semarang, Kendal– UIN Walisongo menerjunkan tim perukyat hilal di dua titik lokasi berbeda pada Ahad (1/5/2022). Hal ini sebagai bentuk ikhtiar UIN Walisongo sebagai salah satu lembaga riset yang mendukung ilmu astronomi islam, khususnya dalam bidang rukyatul hilal. Dua lokasi dimaksud adalah Planetariun dan Observatorium UIN Walisongo Semarang dan Pelabuhan Kendal.
Kegiatan rukyatul hilal ini bekerja sama dengan beberapa pihak, anatara lain Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Jawa Tengah, Organisasi Masyarakat, serta beberapa pakar falak yang diundang sebagai tim ahli rukyat.
Hadir dalam kesempatan ini Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Imam Taufiq, M. Ag. Beliau mengatakan bahwa Planetrium dan Observatorium UIN Walisongo siap didedikasikan untuk kegiatan riset islam berkemajuan.
“Sebagai satu-satunya planetarium dan observatorium terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia, kami siap mendedikasikan fasilitas ini untuk riset islam khususnya ilmu falak. Planetrium ini akan kita buka untuk umum setelah lebaran agar masyarakat bisa mendapatkan edukasi terkait ilmu astronomi islam yang berkemajuan” imbuh Imam Taufiq.
Dalam acara rukyatul hilal ini, ada beberapa sesi yang dilaksanakan, sesi pertama yaitu penjelasan teknis rukyatul hilal awal syawal oleh KH. Slamet Hambali, M. SI., sesi kedua yaitu simulasi rukyatul hilal awal syawal oleh kepala Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo, Ahmad Syifaul Anam, SHI., M. Si. Syifaul Anam menjelaskan dalam simulasi tersebut bahwa hilal sudah dapat terlihat dengan ketinggian 4 derajat, akan tetapi ada kemungkinan tertutup awan karena kondisi mendung.
Sesi yang ketiga yaitu detik-detik pengamatan rukyatul hilal awal syawal oleh Dr. H. Ahmad Izzudin, M. Ag., dan sesi yang terakhir yaitu pengumuman hasil akhir pengamatan oleh Dr. H. Ahmad Izzuddin, M. Ag.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Agama Provinsi Jawa Tengah, H. Musta’in Ahmad, SH. MH. juga hadir dalam kegiatan ini. Musta’in memaparkan bahwa kesadaran beragama masyarakat Indonesia terutama di Jawa Tengah mengalami kemajuan yang bagus.
“Kesadaran beragama masyarakat ini semakin mengalami kemajuan, oleh karena itu kita dari Kemenag harus memberikan pelayanan yang prima tentunya, terkhusus untuk rukyatul hilal karena kita yang mempunyai kewenangan untuk menetapkan awal syawal” imbuh Musta’in.
Dalam pengamatan hilal yang dilaksanakan di Observatorium UIN Walisongo, beberapa pakar ilmu falak telah melakukan pengamatan hilal, akan tetapi hilal tidak terlihat karena tertutup awan dan kondisi yang mendung.
Sementara itu di lokasi Pelabuhan Kendal, Bupati Kendal Dico M Ganinduto menyambut baik kegiatan rukyatul hilal yang digelar di Pelabuhan Kendal hasil kerjasama Pemkab Kendal, Kemenag Kendal dan UIN Walisongo Semarang. “Rukyatul hilal ini menjadi salah satu kegiatan masyarakat muslim untuk menetapkan awal bulan Syawwal untuk merayakan Idul Fitri” tegas Dico dalam sambutannya di Pelabuhan Kendal.
Berdasarkan hasil pengamatan hilal di Pelabuhan Kendal, tim perukyah tidak dapat melihat hilal karena terhalang oleh awan mendung. “Kami tidak bisa melihat hilal karena kondisi awan yang menutupi hilal, semoga di tempat lain ada yang melihat hilal untuk penanda dimulainya 1 Syawwal 1443 H” ungkap dosen Ilmu Falak Ahmad Fuad Al Anshori yang didampingi Dr M Rikza Chamami Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Walisongo. (TIM HUMAS)