UIN Walisongo Online, Semarang – Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Potensi Zakat dalam Pengembangan Masyarakat Islam Indonesia”. Mengundang CEO Rumah Zakat H Nur Efendi, seminar ini dilaksanakan di gedung teater IsDB Soshum pada Selasa (14/6/2022).
Hadir sekaligus membuka acara, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr Arief Budiman M Ag. Arief mengapresiasi peran rumah zakat sebagai salah satu lembaga pengelola zakat dengan program yang luar biasa. Rumah Zakat memberikan fasilitas pendampingan kepada mustahiq agar dana zakat yang diberikan bukan hanya sebagai dana kasihan tetapi dapat dimanfaatkan lebih dari itu.
“Rumah Zakat menginspirasi kita. Sebagai lembaga pengelola zakat yang profesional memberikan pendampingan kepada mustahiq. Ini akan berdampak hingga mustahiq bisa menjadi muzakki di periode yang akan datang” Ujar Arief.
Arief Budiman mengungkapkan bahwa potensi zakat Indonesia sebenarnya sangat besar, akan tetapi hanya sekitar 5,5 % saja yang terealisasi.
“Potensi zakat Indonesia sangat besar tetapi hanya sekitar 5,5% saja yang terealisasi.
Problemnya apa ? Problemnya adalah kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga zakat yang berkompeten. Ini yang perlu kita perhatikan.” Tandasnya.
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang, Prof Ilyas Supena turut memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Prof Ilyas menjelaskan bahwa narasumber yang diundang adalah alumni FDK.
“Mas Efendi ini adalah lulusan kita. Ini menunjukkan bahwa dari rahim fakuktas dakwah tercipta lulusan yang mampu berkiprah di masyarakat.”
Dengan mengundang tokoh yang hebat ini, lembaga juga dapat mengambil peluang kerja sama yang relevan bagi fakultas atau lembaga masing-masing.
Acara berlangsung meriah. Peserta adalah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi beserta pimpinan di UIN Walisongo Semarang.
H Nur Efendi dalam paparannya menjelaskan potensi Ziswaf dalam pemberdayaan masyarakat. Efendi melihat adanya momentum kebangkitan masyarakat terutama di era pandemi. Setidaknya ada tiga momentum kebangkitan yaitu: meningkatnya kelas menengah, meningkatnya rasa kebersamaan, dan kesadaran menjalankan ajaran Islam.
“Kita bisa lihat momentum-momentum kebangkitan kita. Salah satunya adalah kebersamaan. Di era pandemi seperti ini banyak sekali masyarakat yang terdampak. Tetapi mereka yang terdampak malah tidak akan kekurangan makanan. Semua tetangga kasih mereka makan,” ungkap Efendi di tengah paparannya.
Di tengah era yang semakin disruptif, potensi zakat masyarakat sebenarnya sangat besar. BAZNAS mencatat potensi zakat Indonesia mencapai 233,8 trilyun. Akan tetapi BPS juga mencatat bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia justru meningkat. Efendi memberikan tawaran solusi yaitu adanya pendamping zakat. Satu mustahiq satu pendamping.
“Ada satu solusi yang kita tawarkan, yaitu pendamping zakat. Dari program ini salah satunya adalah lahirnya Desa Berdaya. Kita mengembangkan UMKM dan tata kelolanya agar terus berkembang. Yang terakhir kolaborasi multipihak baik pemerintah, dunia bisnis, akademisi, menjadi keniscayaan untuk dapat memberdayakan dan mengembangkan masyarakat Islam.” Tandasnya.
(TIM HUMAS)