UIN Walisongo Online, Semarang –Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Boyolali berkunjung ke UIN Walisongo Semarang pada Kamis (31/10/2024). Rombongan MAN 3 Boyolali diterima UIN Walisongo di Ruang Teater Lantai 4 Gedung Rektorat. Kunjungan akademik tersebut bertujuan untuk memberikan wawasan kepada siswa kelas X mengenai dunia perkuliahan. Kunjungan yang dihadiri oleh 167 siswa dan 10 dewan guru tersebut disambut hangat oleh tim Admisi UIN Walisongo, Ikatan Mahasiswa Boyolali (IMB), dan para mahasiswa Walisongo Campus Ambasador (WCA). Dari MAN 3 Boyolali, hadir Drs. Tukimin, M.Pd (Kepala MAN 3 Boyolali), Khanif Muslim, A.Md (Kepala Tata Usaha), Ir. Inpurwanta (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan), Sunarto, S.Pd (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum), serta Wali Kelas X-1 hingga X-5.
Dalam menjalankan aksi sosialisasi, tim Unit Admisi, Sayyidatul Fadlilah, M.Pd. dan Dr. Muhammad Nafi Annury, M.Pd., dibantu mahasiswa WCA: 1) Rizky Bagus Fahreza/mahasiswa Pendidikan Biologi, 2) Halimatussadiah Nasution/Tasawuf dan Psikoterapi, 3) Ummi Mutmainah Arief/Ilmu Seni & Arsitektur Islam, 4) Muhammad Romizan Khoir/Teknik Lingkungan, dan 5) M. Abdul Karim/Sosiologi yang mayoritas mereka adalah mahasiswa semester 5 dan 7. Tim Admisi pun menggandeng IMB yang diwakili Artika Sari Dewi dan Dias Ramadhani untuk menyapa para siswa MAN 3 Boyolali. Kehadiran IMB sebagai Organisasi Daerah (Orda) meyakinkan siswa bahwa ada tempat untuk bertanya dan konsultasi apapun sebelum mengambil program studi yang tepat dan sesuai dengan bakat dan minat. Bahkan mereka bisa bertanya tips jitu mendapatkan beasiswa.
Kehadiran Ahmad Afnan Anshori, MA., M.Hum., dosen Program Studi (Prodi) Studi Agama-Agama (SAA) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (Fuhum) sebagai salah satu narasumber utama juga menambah semangat para siswa. Dosen lulusan master program di Australia dan sedang proses penyelesaian studi S3 di Belanda ini menyemangati bahwa terbuka kesempatan lebar bagi para siswa untuk meraih beasiswa seperti yang diperolehnya ketika S1, S2, dan S3. Bahkan diakui oleh Afnan bahwa gaji ayahnya sebagai seorang PNS guru saat itu tidak cukup untuk membiayai kuliah dirinya karena kedua kakaknya yang masih kuliah memacu dirinya bertekat sebagai pemburu beasiswa. Afnan lanjut menegaskan bahwa di Fuhum UIN Walisongo, mahasiswa diberi perlakuan istimewa dengan dibimbing para dosennya, termasuk Afnan, hingga telah banyak alumni Fuhum sukses lanjut studi keluar negeri dengan beasiswa.
Tukimin menyampaikan apresiasi terhadap layanan UIN Walisongo dalam program ‘School visit to UIN Walisongo’. Dalam testimoninya, beliau mengakui kekaguman terhadap kampus UIN Walisongo yang saat ini dipenuhi megahnya gedung-gedung, lengkapnya sarana prasarana dan kecanggihan teknologi. Tukimin memberikan pengakuan bahwa jikalau hanya sekedar piknik, tentu beliau dan rombongannya akan memilih kunjungan akademik ke Yogyakarta yang cuacanya jauh lebih sejuk dibandingkan Semarang, namun beliau dan rombongan memilih hadir di UIN Walisongo karena telah mengalami sangat puas dengan layanan UIN Walisongo saat kunjungan 2 tahun lalu. Bahkan beliau merasa kualitas layanan UIN Walisongo Semarang dalam bingkai program School Visit to UIN Walisongo yang sekarang semakin jauh meningkat. Beliau nyatakan tidak menyangka jika 167 siswa akan betah berada di ruang teater selama 2 jam lebih. Tukimin memastikan bahwa hal itu dikarenakan metode dialog interaktif yang dibawakan para narasumber sehingga para siswa bisa menerima materi dengan penuh keceriaan.
Acara sosialisasi ditutup dengan penyampaian cindera mata oleh UIN Walisongo kepada MAN 3 Boyolali dan sebaliknya, pengisian survey kepuasan layanan oleh siswa, serta foto bersama. Peserta antusias menyerukan jargon “UIN Walisongo Kampus kemanusiaan dan Peradaban, Mantili Perkasa (MAN 3 Boyolali Partisipatif Kreatif Santun).” Rombongan MAN 3 Boyolali lanjut berkunjung ke Planetarium UIN Walisongo yang begitu ikonik memiliki diameter 18 meter sehingga dinobatkan sebagai Planetarium terbesar se Asia Tenggara. (TT/D/SYD)