Humas- Selain dokter
dan perawat, peran bimbingan rohani (Bimroh) dalam setiap Rumah Sakit di
Jateng-DIY sangat penting dibutuhkan. Peran Bimroh ini sebagai usaha
penyembuhan psikospiritual terhadap pasien. Setiap pasien di Rumah Sakit sebenarnya
sangat membutuhkan bimbingan rohani sebagai proses percepatan dalam
penyembuhan.
Ada sekitar
20-an Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jawa Tengah yang sudah memiliki Bimroh.
Beberapa RSUD yang sudah mengadakan Bimroh yaitu RSUD Kariadi, RSUD Tugurejo,
RSUD Moewardi Surakarta, RSUD Dr.
Cipto, RSU Magelang, RSUD Banyumas, dan yang lain.
Dr Pungky
Samhasto, M. Qih, Dinas Kesehatan Provinsi Jateng mengatakan, eksistensi peran Bimroh
pada pasien di Rumah Sakit banyak membantu Rumah Sakit dalam penanganan pasien,
serta dapat mempercepat penyembuhan.
“Adanya
Bimroh bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi
masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui
pencegahan, peniadaan, identifikasi dini, penilaian serta penyelesaian
masalah-masalah fisik, psikososial dan spiritual,†paparnya di sela-sela
Seminar Nasional Pengembangan Profesionalitas Layanan Bimbingan Rohani Islam
pada Pasien Menuju Pola Pelayanan Holistic Rumah Sakit di Jawa Tengah di
Laboratorium Dakwah Fakultas Dakwah IAIN, Selasa (18/4).
Pungky
menambahkan, di Jawa Tengah itu ada 258 Rumah Sakit. Harapannya tiap Rumah
Sakit ada empat orang saja, maka kebutuhan Bimroh di Jateng sebanyak kurang
lebih 1000 orang. “Ini adalah peluang bagi para Bimroh yang ada di Jawa Tengah,â€
tambahnya.
Syamsudin
Salim dari Rumah Sakit Islam Sultan Agung memaparkan, perlu adanya reformulasi
model bimbingan rohani pada pasien di Rumah Sakit. Reformulasi ini terkait
fungsi Bimroh yaitu, pelayanan terhadap pasien, dakwah terhadap masyarakat, dan
bimbingan terhadap karyawan. Beberapa program Bimroh adalah, pembinaan mental
spiritual, Islamic hospital culture, bimbingan rohani pasien, dan dakwah sosial.
“David
B Larson dkk dalam penelitiannya sebagaimana dimuat dalam Religious
Commitment Healt (1992) menyatakan bahwa komitmen agama (Bimroh-red) amat
penting dalam pencegahan agar seseorang tidak jatuh sakit, meningkatkan
seseorang dalam mengatasi penderitaan bila ia sedang sakit serta mempercepat
penyembuhan selain terapi medis yang diberikan,†tandasnya.
Prof.
Dr. M. Fanani, Guru Besar Fakultas Kedokteran UNS menambahkan, peran
religiusitas dan spiritualitas adalah faktor kultural yang sangat penting yang
memberi struktur dan arti pada nilai manusia.
“Banyak
pasien yang sembuh setelah mendapat terapi healing dari Bimroh. Beberapa pasien yang sudah membuktikan yaitu,
Akbar 2006, depresinya mulai hilang setelah bimbingan; Jalaludin 2006, skor
kecemasannya telah hilang setelang healing; Amin Syukur, Kanker otaknya sembuh
setelah banyak meningkatkan dzikir. Kesimpulannya, dzikir atau spiritual mampu
meningkatkan motivasi hidup dan menghilangkan nyeri dalam tubuh.
Machasin
yang juga narasumber dari IAIN menegaskan, jika ada Rumah Sakit yang tidak
memanfaatkan layanan Bimbingan Rohani, hal ini kayaknya kurang bijak karena
pentingnya fungsi Bimroh terhadap pasien.(im)