Waketum PBNU KH Zulfa Isi Ngaji Turast di Ma’had Al Jami’ah Walisongo

UIN Walisongo Online, Semarang – Sebagai salah satu rangkaian Dies Natalis Ke-53 UIN Walisongo Ma’had Al Jami’ah Walisongo menggelar kegiatan bertajuk Al Muhadlarah Al ‘Ammah dengan pembicara utama KH Zulfa Musthofa Wakil Ketua Umum PBNU.

Digelar di Aula Baru Gedung Ma’had Al Jami’ah Walisongo, kegiatan ini mengusung tema “Merawat Turast Membangun Karya” sejalan dengan tema besar Dies Natalis Ke-53 UIN Walisongo.

Rektor UIN Walisongo Prof Dr Imam Taufiq, M Ag mengungkapkan kegiatan ini sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis Ke-53 UIN Walisongo yang digelar di Ma’had Al Jami’ah baru. Santri Ma’had mempunyai tanggung jawab ruhaniyah terhadap nama yang disematkan kepada universitas yaitu Walisongo.

“Kiai Zulfa akan memberikan wejangan, motivasi, dan juga kiat-kiat bagaimana menulis karya turast dan menjaganya agar tetap lestari.” Ungkap Rektor.

KH Zulfa Musthofa menjelaskan pentingnya turast kepada santri Ma’had. Turast menadakan eksistensi suatu peradaban.

Kiai Zulfa menceritakan dulu ada imam madzhab yang bernama Imam Laist. Dikisahkan Imam Laist lebih pandai dan lebih hebat dari Imam Malik, salah satu imam madzhab yang masyhur sampai saat ini. Akan tetapi karena Imam Laist tidak mengkodifikasikan karya-karya nya dalam turast, maka hilanglah peradabannya. Tidak dikenal sampai berubahnya zaman.

“Umur 23 tahun harus sudah bisa menghasilkan turast. Nulis. Kalau cuma bisa baca kitab itu sudah biasa. Kita sendiri yang harus menciptakan kitabnya.” Kata Kiai Zulfa.

Turast juga menjadi pelajaran yang penting bagi umat di masa mendatang. Seseorang akan dikenal dari turastnya. Bahkan hingga ratusan atau ribuan tahun.

*

Leave a Reply