UIN Walisongo Online, Sleman – UIN Walisongo Semarang bergerak cepat setelah mendapat hibah manuskrip nusantara pada awal tahun 2023 ini. UIN Walisongo memberikan fasilitasi kepada tim Walisongo Center untuk mempelajari manuskrip naskah tersebut selama dua hari di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Walisongo Dr. Akhmad Arif Junaidi dalam sambutan Training Manuskrip Naskah Nusantara menyampaikan bahwa kemampuan para peserta memahami manuskrip sangat penting untuk menunjang visi organisasi.
Menurut Arif, visi menjadikan kampus sebagai pusat riset terdepan berbasis kesatuan ilmu pada 2038 harus terlaksana serta didukung semua pihak. Pada tahun tersebut, kampus tidak hanya dituntut tidak saja mempunyai koleksi manuskrip, namun sudah ada hasil kajian-kajiannya.
“Kami berekad menjadikan walisongo center sebagai pusat studi walisongo. Jadi mengkaji sunan atau wali tidak perlu ke kampus lain, cukup ke walisongo center,” ujar Arief, dalam sambutannya, Senin, 15 Mei 2023.
Sebelum training manuskrip, Walisongo center telah beberapa kali menggelar diskusi ilmiah dengan tema “Kajian Manuskrip Nusantara Abad XVI – XVII” di ruang Gedung Rektorat UIN Walisongo Semarang. Narasumber dalam kegiatan saat itu adalah Dr. H. Anasom, M.Hum dan Diaz Nawaksara.
Setelah diskusi ilmiah, digelar pula penyerahan hibah naskah oleh Diaz Nawaksara kepad Walisongo Center yang diwakili oleh Rektor UIN Walisongo Semarang.
“Menarik untuk didiskusikan perihal manuskrip abad klasik ini, karena di situlah sumber intelektual warisan para wali, LP2M harus lebih serius melakukan kajian manuskrip karena sekarang bahannya sudah ada,” ujar Dr. Arif Junaidi.
Dalam training manuskrip naskah nusantara ini, para peserta selain diberikan wawasan soal sejarah manuskrip juga dibekali dengan tips membaca dan menganalisis manuskrip nusantara dari berbagai literatur yang tersimpan di situs luar negeri.
Sementara itu Kapuslitbit UIN Walisongo Johan Arifin, MM mengatakan kekayaan manuskrip di nusantara masih banyak yang perlu digali dan ditemukan di nusantara, peninggalan para tokoh menjadikan tambahan khasanah keilmuan para tokoh yang perlu dilestarikan dan diteliti.
“Dengan urgensi hal itulah, maka training manuskrip ini menjadi penting,” tandasnya. (Tim Humas)