UIN Walisongo Online, Semarang- Divisi Layanan Asesmen Psikologi Walisongo Health and Professional Development Center (WHPDC) berhasil menyelenggarakan Workshop Pendalaman Alat Tes Psikologi sebagai Pengukur Kesiapan Sekolah pada Rabu (07/03/2021).
Workshop ini merupakan akhir dari serangkaian acara open recruitment tim divisi layanan asesmen psikologi Walisongo Health and Professional Development Center (WHPDC) yang akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang sebagai proses asesmen dalam melaksanakan tes kesiapan masuk sekolah dasar.
Kegiatan workshop ini juga ditujukan sebagai serangkaian proses recruitment bagi para peserta. Jumlah total peserta ada 16 mahasiswa psikologi Angkatan 2017 dan 2018 yang telah mengikuti seminar dan seleksi tertulis di akhir bulan Maret. Workshop diselenggarakan secara offline yang bertempat di Ruang 3.10 – 3.11 Gedung B Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo Semarang.
Sebelum acara workshop berlangsung, semua panitia dan peserta workshop telah mematuhi protokol kesehatan dengan ketat seperti mengenakan masker, mencuci tangan, dan juga tetap menjaga jarak antar tempat duduk agar tidak menimbulkan kerumunan.
Narasumber pada workshop ini adalah Ibu Lucky Ade Sessiani S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku psikolog Walisongo Health and Professional Development Center (WHPDC) sekaligus dosen psikologi UIN Walisongo Semarang.
Workshop diselenggarakan sejak pukul 08.00 hingga 14.30 WIB. Acara dibuka dengan pengenalan kembali alat tes yang dipandu oleh Ratna Lestari selaku fasilitator dalam acara workshop. Dalam penjelasan nya Ratna mengemukakan bahwa tes ini dapat digabung dengan tes psikologi lain nya karena pada tes ini tidak bisa menghasilkan data IQ.
Maka dalam workshop ini terdapat penjelasan dari tiga tes psikologi, penjelasan tersebut meliputi instruksi dari ketiga tes, administrasi tes, serta skoring dari ketiga tes tersebut. Selain penjelasan dari ketiga tes tersebut, peserta juga diberikan kegiatan roleplay yang pelaksanaannya tetap mematuhi protokol kesehatan.
Dalam presentasinya Bu Lucky menjelaskan bahwa pada usia kanak-kanak perhatian yang mereka miliki adalah berupa divided attention, di mana pada usia ini bentuk perhatian nya masih terbagi-bagi, serta pendek dan beragam. Maka tugas seorang tester yaitu harus menjelaskan secara perlahan dan dijelaskan secara satu-persatu.
Mengenai instruksi dari sebuah alat tes psikologi itu sendiri sifatnya tidak boleh diubah, tetapi boleh dibuat paraphrase dengan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak, tujuannya supaya anak dapat memahami maksud dari instruksinya. Selain itu beliau juga mengatakan bahwa setiap mengerjakan satu soal tes, maka soal-soal yang lainnya harus ditutup oleh kertas lain. Tujuannya agar anak dapat fokus dalam mengerjakan soal.
Pada penjelasan mengenai skoring tes psikologi yang pertama, pemateri menjelaskan bahwa total score adalah acuan untuk mengetahui kesiapan anak sekolah. Terdapat tiga kategori dari hasil observasi yaitu belum siap sekolah, ragu-ragu, dan siap sekolah. Di samping itu tester juga harus memahami norma dari tes psikologi tersebut.
Selanjutnya pada tes psikologi yang kedua, pemateri menjelaskan bahwa pada tes ini data diri testi harus diisi oleh tester dari data yang telah ada. Gambaran dari tes ini adalah testi diminta untuk menjawab soal, kemudian tester akan menuliskan jawaban testi tersebut di lembar jawab yang sudah disediakan.
Pada tes psikologi yang ketiga pemateri menyampaikan bahwa pada tes ini aspek yang diukur adalah kemandirian menggunakan teknik observasi dan wawancara. Tester butuh keterampilan khusus untuk mendapatkan data yang sesuai dengan keadaan anak.
Acara workshop ini berjalan dengan lancar dan intensif. Pada tahap berikutnya akan ada seleksi internal dari divisi asesmen yang akan menyeleksi calon-calon terpilih yang nantinya akan bergabung menjadi bagian baru dari tim divisi assesmen psikologi WHPDC. Divisi asesmen psikologi berharap acara ini dapat menjadi awal terbentuknya tim yang solid untuk kembawa kebermanfaatan bagi banyak pihak nantinya. (FPK/Tim Humas)