Institut – Sarjana Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang harus bisa menjadi pelopor perubahan kea rah yang lebih baik di
tengah-tengah masyarakat. Dengan bekal pengetahuan yang ditimba dari Kampus
IAIN, para alumni harus bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan
masyarakat sesuai dengan jurusannya masing-masing.
Pada jurusan sosial keagamaan menciptakan kondisi masyarakat
yang relegius, tentram dan damai, begitu juga di sektor pendidikan harus bisa
menjadi pendidik yang professional, tidak hanya menggunakan cara-cara
tradisional, tetapi juga mengkombinasikan dengan cara-cara modern.
Disamping itu lulusan IAIN Walisongo diharapkan bisa
menjadi pelopor anti korupsi saat kembali di tengah-tengah masyarakat.
“Saat ini kita nyatakan perang dengan korupsi, oleh
karena itu para alumni harus bisa menjadi pelopor anti korupsi†tegas Rektor
IAIN Walisongo, Prof Dr Muhibbin M.Ag saat memberikan sambutan pada acara
wisuda S.1 ke-60, Magister ke-27 dan Doktor ke-3, Selasa (13/1) di Gedung
Auditorium II kampus III IAIN Walisongo Semarang.
Selain itu para alumni diharapkan untuk ringan
tangan dengan member kepada sesame, baik materi maupun ilmu pengetahuan,
sehingga dapat memberikan manfaat kepada orang lain.
“Sebagaimana telah saya sampaikan saat HUT Kemenag
RI ke-60, bahwa saat ini sebagian dosen dan pegawai di lingkungan IAIN
Walisongo sebagian gajinya sudah dialokasikan untuk dana sosial sebagai wujud
budaya memberi†ujarnya.
Pada acara wisuda program
reguler saat ini, IAIN Walisongo meluluskan 432 orang wisudawan yang terdiri
atas 401 orang S-1, 26 orang S-2, dan 5 orang S-3. “Semoga sarjana yang di
wisuda ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.
Dengan jumlah itu, kampus
yang berdiri sejak 1970 itu hingga kemarin telah meluluskan sebanyak 7 orang
doktor, 966 orang magister, 21.825 orang sarjana, 266 orang ahli madya, dan 236
orang ahli muda. Sebelumnya, Senin (30/1), IAIN Walisongo juga mewisuda 957
lulusan sarjana pendidikan Agama Islam (S-1) nonreguler dengan program Dual
Mode System (DMS) dan kualifikasi.Program DMS hanya diterapkan untuk guru-guru
yang sudah bekerja dengan status PNS.
Ada yang menarik pada
wisuda 31 Januari kali ini, yakni salah seorang wisudawati berulang tahun
sekaligus peraih wisudawan terbaik dari Fakultas Dakwah, yaitu Vyki Mazaya
dengan IPK 3,87.
Selain Alumnus Fakultas
Dakwah, ada tiga nama lain yang dinyatakan sebagai lulusan terbaik, yaitu Muhammad
Lutfi Hakim (Fakultas Syari’ah), IPK 3,87, Khanafi (Fakultas Tarbiyah), IPK
3,87 dan Ahmad Faishol (Fakultas Ushuluddin) IPK 3,75.
Para peraih lulusan
terbaik ini mendapatkan penghargaan oleh Rektor dan uang pembinaan dari Bank
Jateng Capemb IAIN Walisongo.
IAIN Walisongo sendiri
mendapat mandat dari Kementerian Agama untuk memberikan kuliah kepada guru yang
belum bergelar sarjana di Jawa Tengah. Pihaknya bekerja sama dengan beberapa
perguruan tinggi agama Islam lainnya yang tersebar di berbagai kota, yakni
STAIN Kudus, STAIN Salatiga, STAIN Purwokerto, STAIN Pekalongan, sehingga
memudahkan guru menempuh kuliah di kota terdekat.
Pembantu Rektor I, Prof Dr
H Ahmad Gunaryo menjelaskan bahwa mereka tetap sarjana IAIN Walisongo Semarang
walaupun tempat kuliahnya di daerah-daerah.
“Walaupun mereka kuliah di
daerahnya masing-masing, tapi lulusannya tetap IAIN Walisongo Semarang.Sebab
para dosen di luar daerah itu sifatnya hanya membantu†paparnya. Pendidikan DMS
dimaksudkan untuk meningkatkan metodologi guru dalam mengajar sehingga
meningkatkan kompetensi mengajar. Begitu juga dengan kemampuan pedagogik guru
dalam mengajar.