[:id]
UIN Walisongo Online; Semarang- Kepemimpinan merupakan suatu kiat atau kewibawaan yang mampu menggerakan orang lain, baik secara perseorangan maupun kelompok di dalam suatu organisasi sehingga menimbulkan kemauan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas mahasiswa sebagai calon pemimpin organisasi kemahasiswaan, UIN Walisongo Semarang mengadakan kegiatan Latihan Kepemimpinan Mahasiswa. Kegiatan yang dilaksanakan di River Hills Hotel Tawangmangu tanggal 30-31 Oktober ini, terdiri dari 3 kelompok tingkatan yaitu tingkat dasar, menengah dan lanjut.
Dalam acara pembukaan, Dr. Arief Budiman, M.Ag. selaku Wakil Rektor bidang kemahasiswaan dan kerjasama menyampaikan bahwa peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah orang pilihan yang nantinya menjadi calon pemimpin organisasi kemahasiswaan. “calon pemimpin mahasiswa harus mengerti arah kebijakan kampus, agar nanti saat terpilih menjadi pemimpin akan selaras dengan visi, misi dan tujuan UIN Walisongo Semarang”.
“calon pemimpin juga harus kompatibel dengan perkembangan zaman saat ini yang dikenal dengan masa revolusi industry 4.0, sehingga metode kempimpinannya dapat diterima oleh mahasiswa yang dipimpin dimana mereka merupakan generasi milenial yang sangat melek teknologi”.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari para wakil dekan bidang kemahasiswaan serta kepala pusat pendampingan dan pengembangan mutu mahasiswa yang menyampaikan materi secara klasikal. Sedangkan kegiatan yang bersifat praktik, dihadirkan trainer professional pada sesi outbound kepemimpinan.
Latihan dasar kepemimpinan atau yang biasa disebut dengan LDK adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk melatih dan membangun jiwa kepemimpinan anggota baru dari suatu organisasi maupun kelompok. Kegiatan ini melatih fisik dan juga mental seseorang. Namun dari kedua hal tersebut, mental yang lebih menantang. Terdapat 3 hal yang dapat mempengaruhi mental peserta untuk menjadi lebih baik lagi selama melaksanakan LDK, diantaranya adalah :
Kedisiplinan dibangun untuk membuat peserta paham terhadap norma dan standar etika yang ada. Apabila dapat memahaminya maka akan timbul tindakan yang sesuai. Dengan begitu seseorang dapat lebih sistematis dan teratur. Kedisiplinan juga memberikan pemahaman akan pentingnya nilai waktu yang membuat seseorang menghargai dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Hal-hal tersebut akan menghasilkan ketentraman dan juga rasa saling percaya satu sama lain dalam organisasi.
Melalui kegiatan ini, seluruh peserta diuji rasa solidaritasnya. Bagaimana setiap individu harus rela berkorban demi kelompoknya, bagaimana mengenyampingkan ego, dan lainnya. Jika solidaritas terbentuk maka hubungan interpersonal pun akan terjadi dimana rasa kepedulian satu sama lain akan timbul, memahami kelebihan dan kekurangan, dan membantu disaat senang maupun duka. Dengan membangun solidaritas suatu kelompok akan menjadi kompak sehingga dapat mencapai tujuan dan keselarasan bersama.
Bertanggung jawab berarti menyelesaikan kewajiban yang seharusnya dilakukan. Dengan bertanggung jawab peserta membangun komitmen akan apa yang dikerjakan. Jika seseorang dapat memahaminya maka ia akan tau konsekuensi yang akan terjadi apabila kewajiban tidak dilaksanakan. Sikap bertanggung jawab sangat amat dibutuhkan dan merupakan hal yang penting dalam berorganisasi karena mempengaruhi kinerja secara keseluruhan[:]