MARHABAN YA RAMADLAN

Renungan subuh akhir Sya`ban  di Garden Palace hotel Surabaya

Oleh: H. Muhibbin

 

Bulan Ramadlan, selalu saja dirindukan
kehadirannya oleh umat Islam.  Kegairahan
untuk melakukan ibadahpun muncul secara bersamaan.  Bayangkan saja, banyak umat Islam yang
kebiasaan sehari-hari agak malas melakukan slat berjamaah, misalnya,  akan menjadi rajin berjamaah di bulan suci
ini.  Lebih-lebih pada malam hari dapat
dipastikan antusias untuk menjalankan salat tarawih berjamaah menjadi sangat
besar.  Tadarrus dan mengkaji al-Quran
juga dilakukan banyak orang, meskipun di luar bulan ini kurang gaung dan
gairahnya.  Semua itu menandakan
kehebatan dan keberkahan bulan suci ini. 
Pantas kalau Nabi dahulu pernah mengatakan bahwa andai kata umatku
mengetahui apa yang di Ramadlan, maka mereka akan meminta agar seluruh bulan
dijadikan Ramadlan.

Namun di sisi lain ternyata juga ada saja
manusia yang merasa dirugikan dengan kehadiran bulan ini. Kebanyakan dari
mereka ini melihat Ramadlan dari sisi yang berbeda.  Mereka harus melakukan puasa satu bulan
lamanya, atau mereka harus libur untuk buka warung, merasa gairah kerjanya
berkurang, yan berarti penghasilanpun juag berkurang, dan lainnya.  Semua itu merupakan romantika kehidupan
umat  manusia, dan itu merupakan hal yang
wajar, manakala ditilik dari sudut pandang bahwa mereka mempunyai latar
belakang yang berbeda, meskipun sama-sama muslim.

Hanya saja bagi mereka yang menganggap
bulan Ramadlan merupakan bulan yang penuh berkah justru akan menambah gairah
untuk menyambutnya.  Mereka beranggapan
bahwa bulan ini akan banyak memeberikan keberuntungan dan kesuksesan, baik
dalam aspek rohani maupun jasmani dan bahkan 
ekonomi.  Inilah keyakinan, dan
keyakinan  akan dapat memberikan motivasi
yang sangat kuat untuk meraih apa ang diyakininya tersebut.  Tetapi sebaliknya, bagi yang merasa bahwa
Ramadlan hanya akan menghalangi dan setidaknya mengurangi gairah kerja dan
ekonominya, justru akan membuat mereka ini kehilangan semangat dan akhirnya
memang benar-benar rugi, baik secara rohani maupun ekonomi. Karena itu
berbahagialah mereka yang menyambut Ramadlan ini dengan semangat tinggi dan
kemudian memanfaatkannya  untuk berbuat
kebaikan.

Mencermati 
fenomena Ramadlan dari waktu ke waktu ternyata akan menemukan keunikan
yang luar biasa, dan sampai saat ini masih menjadi pertanyaan besar bagi
sebagian besar orang.  Memang diyakini
bahwa Ramadlan itu membawa berkah, Ramadlan menyulutkan gairah, Ramadlan juga
membuahkan berjuta pengalaman indah. 
Seringkali Ramadlan dianggap sebagai masa panen pahala dan ladang untuk
investasi akhirat, akibatnya kebiasaan yang tidak baik ditinggalkan dan beralih
kepada kebaikan.  Namun sayangnya, cukup
banyak juga yang kemudian setelah berlalunya Ramadlan, kebiasaan jelek diulangi
lagi dengan intensitas yang relative sama. 
Mungkin ada anggapan bahwa sudah ada cukup persediaan pahala selama
bulan Ramadlan, sehingga secara hitungan matematis, kalau toh melakukan
kemaksiatan timbangannya masih cukup berat kebaikannya atau setidaknya
imbang.  Apalagi ditambah keyakinan bahwa
mereka telah menemukan Lailatul Qadar dalam pengembaraan mencarinya di sepeuluh
akhir bulan. Pemikiran seperti ini tidak bisa disalahkan seratus persen, karena
memang tingkat kemampuannya dalam memahami agama  memang masih belum sempurna.

Saran yang barangkali dapat diberitahukan
kepada mereka ini ialah bahwa sesungguhnya bulan Ramadlan ini merupakan bulan
untuk melatih diri agar menjadi baik secara menyeluruh; baik akhlaknya
menyangkut hubungannya dengan sesame manusia, dengan lingkungan dan lebih-lebih
dengan Tuhan;; baik amalnya menyangkut pelaksanaan kewajiban sebagai seorang
muslim yang harus melakukan salat lima waktu, zakat (termasuk infaq dan
sadaqah), dan amalan wajib lainnya; demikian juga baik perilaku dan sikapnya
menyangkut kepekaan dan kepeduliannya terhadap mereka yang kurang beruntung,
lemah, cacat, dan terpinggirkan.

Karena itu akan lebih baik dan berhasil
apabila latihan di bulan suci tersebut dapat memberikan dampak positif bagi
diri mereka setelah usai Ramadlan, dan begitu seterunya sehingga setelah
melalui beberapa Ramadlan, jugatru akan semakin membuat meraka menjadi muslim
yang baik dan semakin baik.

Kita berharap kehadiran Ramadlan ini akan
dapat memberikan semangat dan berkah bagi kehidupan kita, keluarga dan bangsa,
sehingga ke depan akan dapat melakukan aktifitas baik dan bermanfaat bagi
keseluruhan, yang pada akhirnya akan menciptakan kedamaian dan ketenangan semua
pihak.

Selamat datang
Ramadlan,  kami semua merindukanmu,kami
semua mengharapkanmu, dan kami semua percaya behwa kehadiranmu akan membawa
banyak berkah bagi negeri kami beserta warga bangsa kami,  amin.

Leave a Reply