Wildan Raih Penghargaan Kementrian Agama

Humas- Wildan Namanya, itulah sapaan akrab yang sering dipanggil oleh
teman-teman sekuliahnya di Syari’ah. Lesung pipinya mulai nampak seiring senyuman
hangat terpancar dari parasnya. Sosoknya yang ramah menyambut tim humas ketika hendak
bertanya.

Sosok dengan nama lengkap Wildan Hefni, asal Sumenep itu,
mendapatkan penghargaan langsung dari Menteri Agama, Suryadarma Ali, dalam
rangka Hari Amal Bakti Kemenag RI ke-66 tahun 2012 Januari kemarin.
Pengharhagaan itu berupa “Anugrah Apresiasi Pendidikan Islam dari Kementrian
Agama Republik Indonesia”.  Kategori yang
diraih yaitu, santri mahasiswa penulis terbanyak di media massa, beberapa waktu
lalu.

Selama jadi mahasiswa dia telah menulis 120 tulisan di media massa.
Yaitu di media Kompas, Republika, Gatra, Jawa Pos, Bisnis Indonesia, Lampung Pos,
Koran Jakarta, Seputar Indonesia, Koran Tempo, Harian Birawa, Radar Bojonegoro,
Suara Merdeka, Wawasan, Radar Surabaya dan Harian Semarang.

Ditjen Pendidikan Islam Kementrian Agama memberikan apresiasi
pendidikan islam. Ada tiga jenis kategori dalam penghargaan tersebut. Pertama,
diberikan kepada pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten
kota. Kedua, diberikan kepada tokoh penggiat pendidikan islam. Ketiga,
diberikan kepada siswa, santri, mahasiswa, guru, dosen dan lembaga pendidikan
Islam yang berprestasi. Penerima anugrah Apresiasi pendidikan Islam dilakukan
melalui dua cara. Yaitu melalui seleksi dan melalui pengakuan (recognize).

Wildan adalah Mahasiswa Konsentrasi Ilmu Falak Fakultas Syari’ah IAIN
semester enam. Tinggal di PP. Daarun Najaah, Jerakah, pengasuh KH. Sirodj
Chudlori. Dia angkatan 2009 dengan nilai IPK: 3.98 ini, memulai karir menulis
sejak masih MA. Saat itu dia ngiri dengan temannya yang waktu itu dimuat di Radar
Madura dan Kompas Jatim.

“Awalnya, dulu waktu di pondok di Madura, para santri akan memiliki
prestis tersendiri, jika santri tersebut yang dimuat di Koran. Namanya pasti
dikenal para santri putri. itu salah satu motivasinya. Karena santri putra
dengan putri itu ada tembok pembatasnya,” ungkap anak kelahiran Sumenep 07
November 1991 itu sambil berkelakar.

“Semenjak MA dan mondok di PP. Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep Madura
dulu, saya sudah banyak menulis di berbagai media baik Radar Bojonegoro, Kompas
Jatim, Republika dan lainnya,”tambahnya.

“Saya nggak nyangka bisa meraih penghargaan itu. Karena saingan
saya adalah mahasiswa UGM juara robotik internasional, dan beberapa mahasiswa
berprestasi seluruh Indonesia,”tambahnya sambil bercengkrama dengan laptop
kesayanganya.

Konferensi ke Singapura

Setelah dapat penghargaan, mahasiswa Madura itu dapat tugas  perwakilan Konferesi Bahasa Arab Asia Barat di
Singapura Februari kemarin. Hanya dua orang se-Indonesia. Dia bersama mahasiswa
UIN Jakarta.

 â€œse-Indonesia Cuma ada dua
wakil saya dengan mahasiswa UIN itu. Saya waktu itu transit dulu di Malaysia,
baru setelah dari Malaysia baru ke Singapura. Banyak ilmu yang saya dapat,
paparnya. Prestasi yang lain yaitu juara 1 debat bahasa arab tingkat nasional
di UIN Jakarta 2011, juara II Debat Bahasa Arab di UIN juga, dapat penghargaan mahasiswa
berprestasi dari Bank BTN Jateng.(im)

Leave a Reply